Kakek Penyimpan Sejarah Habibie Ditipu Kawanan Mengaku Wartawan

Gara-gara penipuan kawanan mengaku wartawan itu, sang kakek penyimpan buku sejarah tentang BJ Habibie itu harus berutang pada pedagang.

oleh Fauzan diperbarui 01 Mar 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2017, 10:01 WIB
Kakek Penyimpan Sejarah Habibie Ditipu Kawanan Mengaku Wartawan
Gara-gara penipuan kawanan mengaku wartawan itu, sang kakek penyimpan buku sejarah tentang BJ Habibie itu harus berutang pada pedagang. (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Sidrap - Wa' Lampu, kakek berusia 80 tahun yang berharap bertemu dengan BJ Habibie untuk bisa menunaikan pesan dari kakeknya ternyata pernah menjadi korban penipuan. Ia dijanjikan bisa bertemu Presiden ke-3 RI itu jika bisa menyerahkan sejumlah uang.

Hal itu diungkapkan Wa' Lampu saat Liputan6.com mengunjungi kediamannya tengah perkebunan jagung di Kelurahan Massepe, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, Selasa siang, 28 Februari 2017.

"Iya, pernah ada yang datang ke sini mengaku bisa mempermudah saya untuk bertemu Pak Habibie, tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya," kata Wa' Lampu.

Hal itu terjadi sekitar tiga tahun lalu. Orang-orang tersebut, kata dia, mengaku sebagai wartawan dan datang menggunakan dua buah minibus. Mereka menjanjikan Wa' Lampu bertemu Habibie.

Saat mengimingi janji, orang-orang itu meminta uang kepada Wa' Lampu dengan alasan sebagai uang transportasi. Wa' Lampu yang polos mempercayai saja yang diucapkan kelompok itu.

Ia bahkan meminjam uang kepada seorang pedagang jagung langganannya karena tidak memiliki uang sama sekali. Saat itu, dia menyerahkan uang sebesar Rp 400 ribu yang dicicilnya sebanyak dua kali.

"Waktu itu saya tidak punya uang, jadi terpaksa pinjam sama pedagang jagung langganan saya. Rumahnya jauh dari sini, saya jalan kaki ke sana. Nanti saya lunasi setelah panen jagung, jadi saya bayar utang pakai jagung hasil perkebunan saya," tutur Wa' Lampu sedih.

Sebelumnya, Wa' Lampu, mengaku menyimpan cerita tentang sejarah leluhur Presiden ke-3 RI, Baharuddin Jusuf Habibie dalam sebuah buku tua yang ia simpan selama puluhan tahun.

Wa' Lampu mengaku telah menyimpan buku beraksara Lontara itu sejak 1960-an. Buku itu kini kondisinya sudah sangat usang, bahkan beberapa bagian lembaran buku yang dilapisi kain berwarna biru tua itu telah hilang.

Wa' Lampu juga mengungkapkan bahwa buku tersebut adalah warisan dari mendiang kakeknya. Kala itu, kakeknya berpesan agar menyampaikan isi buku tersebut kepada BJ Habibie langsung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya