Keluhan Perempuan Jambi Sebelum Lahirkan Bayi Batu

Perempuan Jambi yang melahirkan bayi membatu itu merupakan kasus pertama di Jambi. Di seluruh dunia, baru ada 300 kasus.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mar 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 17:30 WIB
Bayi Batu
Bayi batu yang dilahirkan perempuan Maroko. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jambi - Perempuan 60 tahun di Jambi yang melahirkan bayi yang sudah membatu sebelumnya hanya mengeluh susah buang air besar menurut dokter. Atas keluhan itu, dokter menyebutnya sebagai perempuan tangguh.

"Selama bertahun-tahun pasien susah BAB. Jika pun BAB-nya, keluar itu hanya sebesar biji coklat," kata dr Parianto SpOG, ketua tim medis operasi pengangkatan bayi tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher, Jambi, dilansir Antara, Selasa (7/3/2017).

Ia menjelaskan, perempuan itu semula memeriksakan diri ke rumah sakit karena mendeteksi benjolan pada bagian bawah perutnya. Dugaan awal dokter adalah tumor.

Namun setelah pemeriksaan dan analisis, dokter menemukan ada bayi di dalam perut pasien. Bayi itu menurut perkiraan ada di dalam kandungan sang ibu selama 37 tahun.

"Karena kasus ini jarang terjadi, kita lakukan USG kepada pasien dan kita teliti. Setelah kita nyatakan pasien siap, kita lakukan operasi pada Senin (6/3/2017) sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 11.30 WIB," kata dr Parianto.

Tim medis berhasil mengangkat bayi dalam perempuan itu setelah mengoperasinya selama 2,5 jam. "Usai operasi, kondisi pasien baik-baik saja dan BAB-nya langsung lancar dan banyak. Tapi, pasien sekarang masih kita rawat di ruang ICU," kata dia.

Parianto menjelaskan, kejadian itu merupakan kejadian langka. Di seluruh dunia baru, sampai sekarang baru ada 300 kasus. Kasus itu merupakan kasus pertama di Jambi.

Kejadian yang disebut lithopedion itu, menurut dia, terjadi ketika sperma gagal kembali ke rahim namun sel telur tetap berkembang di perut atau di luar rahim.

"Tapi dalam kasus kali ini sperma gagal kembali ke rahim dan anehnya malah menempel di penggantung rahim dan sembunyi di belakang rahim," kata dia.

"Akibat kurangnya makanan, bayi tersebut akhirnya mengecil dan mengeras hingga membatu. Kesulitan operasi karena posisi bayi berada di belakang rahim. Ini fenomena tidak lazim," dia menambahkan.

Saat ini, bayi membatu tersebut masih berada di RSUD Raden Mattaher, Jambi. Dokter Parianto mengatakan sang ibu dan keluarganya mengamanahkan agar bayi disimpan rumah sakit dan digunakan untuk kepentingan pendidikan.

Tim medis memperlihatkan wujud bayi yang sudah membatu itu, yang berbentuk gumpalan keras. Tim dokter membuka sedikit lapisannya menggunakan gergaji karena kerasnya gumpalan itu.

Sang ibu dan keluarganya belum bersedia dimintai keterangan. Berdasarkan informasi, perempuan yang melahirkan bayi itu tinggal Kelurahan Sridadi, Kabupaten Batanghari. Dia hanya memiliki satu anak laki-laki, yang sekarang berumur 39 tahun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya