Gunung Lawu Dihantui Rencana Eksplorasi Panas Bumi

Lokasi ekksplorasi panas bumi di kawasan Gunung Lawu masih misterius.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 14 Mar 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 13:00 WIB
lawu
Petani sayuran di lereng gunung Lawu. (Foto : Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige

Liputan6.com, Semarang Rencana eksplorasi panas bumi (Geothermal) oleh pemerintah di kawasan Gunung Lawu berpotensi jadi polemik. Langkah itu bisa berbenturan dengan kepentingan sosial dan lingkungan. 

Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso mengatakan rencana eksplorasi panas akan berdampak kepada masyarakat sekeliling lereng Gunung Lawu.

Penolakan itu didasari bahwa eksplorasi itu dipastikan akan merusak lingkungan hidup dan sosial budaya masyarakat di Gunung Lawu. Contohnya, petani sayur dan buah akan terancam sebab eksplorasi itu akan berdampak pada iklim yang saat ini memang cocok untuk bertani sayuran dan buah.

"Selain itu, program ini kontra produktif dengan program Kementerian Lingkungan Hidup yang pada tahun 2012 sudah membeli lahan di Tlogodringo untuk program kebun botani," kata Hadi Santoso, Selasa (14/3/2017).

Hadi Santoso berharap bahwa kawasan Gunung Lawu harus tetap asri dan lestari, sehingga dia meminta Pemerintah Pusat diminta untuk menarik idenya kembali terkait dengan eksplorasi panas bumi di Gunung Lawu.

Hadi khawatir jika penolakan yang disuarakan masyarakat dan digemakan oleh parleman akan dianggap angin lalu. Adanya penolakan itu sekaligus menjadi bukti lemahnya sistem sosialisasi.

"Pembangunan pabrik Semen Rembang yang berkepanjangan harus jadi contoh,” kata legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.  

Hadi Santoso, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng. (foto : Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige                     

Hingga kini, tak banyak orang tahu di mana lokasi yang akan dieksplorasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Lawu Karanganyar. Lokasi tersebut di wilayah barat daya dari Gunung Lawu meliputi beberapa desa di Tawangmangu dan Matesih. Di kawasan tersebut ada pemandian air panas Cumpleng dan Sapta Tirta Pablengan.

Sehingga kemungkinan kawasan Pablengan dan Cumpleng dipilih sebagai lokasi pengeboran. Pasalnya pengeboran mencari titik paling pendek atau efisien dari permukaan ke sumber panas bumi (magma). Selain wilayah barat daya Gunung Lawu, juga akan ada kegiatan di hutan Jobolarangan, Gondosuli, Tawangmangu.

Tlogodringo adalah sebuah dusun di Gondosuli, yang lokasinya paling berdekatan dengan hutan Jobolarangan. Mayoritas penduduk Tlogodringo bekerja sebagai petani sayur. Beberapa juga membuka usaha penginapan. Pasalnya wilayah hutan di atas dusun itu merupakan favorit pecinta alam untuk menggelar pendidikan dasar (diksar), camping, atau outbond.

Sedangkan pemandian air panas Sapta Tirta Pablengan adalah objek wisata yang berada di Dusung Kentangan dan Dusun Pablengan, Pablengan Matesih. Lokasi objek wisata ini berada di lereng bukit Mondoroko.

Letak bukit tersebut di sebelah timur dari mata air panas Pablengan. Lantaran geografisnya yang berupa bukit, sedikit rumah warga di lokasi itu. Permukiman penduduk paling banyak berada di barat mata air.

Permukiman penduduk juga berada di selatan mata air Pablengan. Jarak antara mata air dengan permukiman penduduk cukup dekat, tak sampai 100 meter. Permukiman penduduk yang berada dekat dengan mata air masuk Dukuh Pablengan dan Dukuh Tiroso.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya