Pemerintah Selidiki Kerusakan Karang Raja Ampat, Hasilnya?

Pemerintah tengah melakukan investigasi serta menurunkan tim terpadu terkait insiden tersebut dengan melibatkan sejumlah negara.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Mar 2017, 22:04 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 22:04 WIB
Pemerintah Selidiki Kerusakan Karang Raja Ampat
Pemerintah tengah melakukan investigasi serta menurunkan tim terpadu terkait insiden tersebut dengan melibatkan sejumlah negara. (Liputan6.com/Dian Kurniawan).

Liputan6.com, Gresik - Insiden rusaknya terumbu karang di kawasan crossover reff Raja Ampat, Papua telah menjadi sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Kemenko Kemaritiman.

Ditemui saat melakukan kunjungan kerja di kawasan industri Maspion Gresik Jawa Timur, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pemerintah tengah melakukan investigasi serta menurunkan tim terpadu terkait insiden tersebut. Yang jelas, invesitagasi ini melibatkan sejumlah negara.

"Tim masih jalan untuk investigasi lebih lanjut terkait kerusakan terumbu karang. Yang jelas ini melibatkan beberapa negara yakni Bahama, Swedia, dan Inggris," ucap Luhut kepada Liputan6.com di Gresik, Jawa Timur, Senin, 20 Maret 2017.

Luhut mengatakan, tim terpadu dari banyak negara itu akan melihat sejauh mana tingkat kerusakan terumbu karang tersebut. Dari hasil sementara tim didapatkan kerusakan terumbu karang di Raja Ampat akibat kandasnya kapal Caledonian Sky mencapai 2000 meter square atau 2 hektare.

"Tim terpadu yang saat ini masih melakukan penyelidikan guna menilai tingkat kerusakan terumbu karang. Dan itupun juga bersama dengan pihak pemberi asuransi kapal MVP Caledonian Sky," kata mantan Menko Polhukam tersebut.

Terkait kerugian akibat rusaknya terumbu karang di Raja Ampat itu, Luhut mengaku belum mendapat laporan pasti dari tim yang sedang bekerja. Yang pasti, ia mengatakan, terumbu karang jenis tersebut merupakan barang yang langka.
 
"Selain itu, kami juga meminta tim agar menyelidiki mengapa kapal tersebut bisa masuk kawasan terumbu karang," ujar Luhut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya