Liputan6.com, Riau - Senin 27 Maret 2017 dini hari menjadi salah satu hari menakutkan bagi Andrean alias Gondrong. Bagaimana tidak, warga Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau itu menyaksikan peristiwa pembunuhan di depan mata kepalanya sendiri.
Apalagi, korban yang dibunuh oleh pelaku berinisial HRT datang ke lokasi kejadian setelah dihubunginya. Sebelum dibunuh HRT, korban yang bernama Bayu Santoso memang ditelepon oleh Andrean.
Andrean menelepon Bayu karena disuruh HRT. Itulah panggilan telepon terakhir sebelum Bayu dibunuh HRT.
Ketakutan Andrean semakin menjadi-jadi setelah tubuh korban Bayu Santoso dimutilasi oleh HRT. Sontak Andrean kabur, takut-takut dia malah jadi korban berikutnya.
"Melihat itu saksi melarikan diri ke dalam hutan, dia takut menjadi korban selanjutnya. Setelah meloloskan diri itu, dia kemudian melapor ke Polsek setempat," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Senin malam, 27 Maret 2017.
Guntur menyebut motif pelaku melakukan perbuatan sadis kepada jasad korban belum diketahui. Pasalnya pelaku pembunuhan keji tersebut masih dalam pencarian karena langsung melarikan diri setelah memasukkan tubuh korban ke dalam koper hitam.
"Masih diburu petugas Polsek setempat, dibantu personil Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkalis," sebut mantan Kapolres Pelalawan ini.
Baca Juga
Sebelum kejadian, saksi Andrean alias Gondrong dipanggil pelaku untuk datang ke rumah toko (ruko) milik pelaku. Di sana, pelaku dan korban sempat bermain biliard beberapa saat.
Tak lama kemudian, saksi Gondrong diminta pelaku memanggil korban dengan alasan diajak main biliard bersama. Korban kemudian dipanggil, dan tanpa firasat apapun datang serta duduk di kursi dekat meja biliard.
"Saat itu, pelaku mengunci pintu Ruko dari dalam dan masuk ke dapur. Keluar dari dapur, pelaku menggenggam 2 pisau dan menuju ke arah korban," sebut Guntur.
Korban tak menyadari hal itu karena membelakangi pelaku. Kelengahan korban ini kemudian dimanfaatkan pelaku dan langsung menusuknya dari belakang.
Tak cukup sampai disitu, pelaku menyeret tubuh korban ke dapur dan diduga terjadi mutilasi serta memasukkannya ke dalam koper warna hitam.
Andrean yang melihat kejadian itu langsung melarikan diri ketika ada kesempatan. Dia khawatir juga dibunuh oleh pelaku berinisial HRT tersebut.
"Saksi ketakutan dan langsung melarikan diri ketika pelaku di dapur. Saksi berlari ke arah hutan untuk menghindari pelaku, dan melapor ke Mapolsek setempat ketika situasi sudah aman," terang Guntur.
Mendapat laporan petugas melakukan olah tempat kejadian perkara. Koper hitam berisi potongan tubuh korban dimasukkan pelaku ke tong warna biru. Polisi kemudian mengevakuasi koper tersebut dan dibawa ke rumah sakit.
"Dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai. Visum dilakukan Tim DVI Polda Riau, di mana petugas juga sudah menghubungi keluarga korban," kata Guntur.
Atas kejadian ini, warga di kecamatan tersebut menjadi geger. Apalagi kejadian pembunuhan keji dengan mutilasi korban seperti ini baru pertama terjadi.
"Situasi tetap aman dan kondusif karena petugas sudah menenangkan warga dan diminta membantu mencari pelaku," kata Guntur.
Advertisement