Liputan6.com, Magelang - Selain memeriksa empat saksi dari pengasuh, penyidik kasus dugaan pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara, Mertoyodan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah juga memeriksa delapan siswa teman Krisna Wahyu Nurachmad (14).
"Tim juga akan meminta keterangan dari rekan-rekan korban," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djarod Padakova, saat dihubungi Liputan6.com melalui ponselnya, Jumat (31/3/2017).
Ke delapan siswa itu masih di bawah umur sehingga belum bisa diperiksa polisi secara penuh. Mereka, sambung dia, memerlukan penanganan khusus. Meski begitu, baik saksi siswa maupun pengasuh sudah berada di Mapolres Kabupaten Magelang.
"Pemeriksaan lebih intensif nanti jika saksi siswa sudah ada tim pendamping," ujar Djarod.
Tewasnya Krisna Wahyu diketahui Riyanto dan Kodiyat ketika pengasuh sekolah tersebut hendak membangunkan siswa di barak G 17 untuk salat subuh. Setelah semua berkumpul, Kodiyat menyisir ke kamar siswa Taruna Nusantara untuk memastikan semua siswa sudah bangun.
Baca Juga
Advertisement
Saat menyisir barak G 17 kamar 2B, ia menemukan Krisna berada di dipan dalam kondisi bersimbah darah. Kodiyat memastikan siswa Taruna Nusantara itu tewas setelah meraba nadinya tidak berdenyut.
Para pengasuh kemudian melaporkan kejadian itu ke Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan yang dilanjutkan melapor ke Polsek Mertoyudan. Kasus kematian siswa Taruna Nusantara yang dikenal sebagai sekolah favorit itu kini ditangani tim gabungan Polres Magelang dan Polda Jawa Tengah.
Di lokasi kejadian, tim penyidik menemukan salah satu pakaian dengan bercak darah. "Pakaian tidak sobek, tapi ada bercak darah. Masih diselidiki yang diamankan pakaian korban atau pelaku," ujar Djarod.
Korban saat ditemukan mengalami luka di leher akibat tusukan benda tajam. "Tim juga mengamankan dua pisau. Keduanya pisau dapur," Padakova memungkasi penjelasan mengenai kasus kematian siswa SMA Taruna Nusantara tersebut.
Â