Kasus-Kasus Kecil Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara

Pembunuh siswa SMA Taruna Nusantara itu tercatat masuk dalam daftar ranking lima terbawah.

oleh Fajar Abrori diperbarui 03 Apr 2017, 19:03 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 19:03 WIB
Kasus-Kasus Kecil Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara
Tersangka pembunuhan siswa SMA Taruna Nusantara itu tercatat memiliki ranking lima terbawah di kelas. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Magelang - Tersangka kasus pembunuhan SMA Taruna Nusantara, AMR (16) memasang muka datar saat menjalani rekonstruksi. Terduga pembunuh Kresna Wahyu Nurachmad (15) itu menjalani puluhan adegan rekonstruksi dengan sikap yang tenang.

"Dia tetap tenang, tanpa ekspresi. Saya tidak tahu kok sepertinya tidak merasa bersalah. Ketemu teman, biasa saja, menyapa," kata Kepala Hubungan Masyarakat SMA Taruna Nusantara Cecep Iskandar di komplek SMA Taruna Nusantara, Magelang, Senin (3/4/2017).

Ia mengatakan 64 adegan dilakukan dalam rekonstruksi tersebut dengan menghadirkan 13 saksi terdiri atas 11 siswa dan dua pamong. Rekonstruksi di sekolah tersebut berlangsung secara tertutup selama
sekitar satu jam dipimpin Wadirreskrim Polda Jateng AKBP Zain Dwi
Nugroho.

Cecep menyatakan secara de facto, AMR dikeluarkan dari sekolah tersebut, sedangkan proses secara de jure untuk keputusan tersebut masih berlangsung.

Tersangka, ujar dia, selama ini juga memiliki sejumlah kasus-kasus kecil atas tata tertib di SMA Taruna Nusantara, seperti sulit bangun tidur dan
menyembunyikan telepon seluler untuk digunakan di luar jadwal.

Kasus yang lebih fatal lainnya adalah memalsukan tanda tangan kawannya untuk mengambil tabungan di bank. Kasus terakhir itu diketahui oleh Kresna yang membuatnya dendam hingga berujung pembunuhan.

Secara akademik, ia mengatakan prestasi sekolah AMR tidak bagus, yakni peringkat lima dari urutan bawah di kelasnya. Total jumlah siswa SMA Taruma Nusantara saat ini tercatat 1.106 orang, meliputi kelas X berjumlah 381 anak, kelas XI  berjumlah 365 anak, dan kelas XII berjumlah 360 anak.

Pelaksanaan rekonstruksi di SMA Taruna Nusantara berlangsung di dua tempat, yakni kamar tidur berupa barak 17 dan kamar mandi. Selama rekonstruksi berlangsung, proses belajar mengajar para siswa lainnya tetap normal.

Akibat kejadian tersebut, 35 siswa penghuni barak tersebut diungsikan sementara waktu ke tiga rumah pamong di kompleks sekolah tersebut. Setelah selesai rekonstruksi, barak 17 akan dibenahi kembali untuk digunakan seperti hari-hari biasa.

Ia juga menyatakan terkait dengan kejadian itu, kepala sekolah tidak berencana mengundurkan diri dari jabatannya. "Itu terlalu jauh, ini tidak ada kaitannya," ujar dia.

Sebelumnya, reka ulang kejadian digelar kepolisian di salah satu pusat perbelanjaan setempat, lokasi tersangka membeli pisau yang digunakan untuk membunuh korban. Ada empat siswa dihadirkan dalam rekonstruksi di pusat perbelanjaan di perbatasan Kabupaten dan Kota Magelang itu.

Dalam peristiwa pembunuhan tersebut, korban ditemukan pada Jumat, 31 Maret 2017, sekitar pukul 04.00 WIB oleh pamong barak 17 dalam kondisi bersimbah darah karena luka di bagian leher. Siswa SMA Taruna Nusantara itu kemudian dimakamkan di Pemakaman Umum Giriloyo Kota Magelang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya