Liputan6.com, Pekanbaru - Makna peribahasa "siapa yang menanam, dia yang akan menuai" dirasakan oleh pria berinisial KN. Warga Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, itu kritis setelah dipergoki bermain serong dengan istri tetangganya sendiri berinisial BG.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo menerangkan, KN mengeluarkan darah dari kepala dan bagian tubuh lainnya akibat amukan BG.
"Pria ini kemudian mendapat perawatan intensif karena luka yang dialaminya," kata mantan Kapolres Pelalawan itu, Selasa (18/4/2017) pagi.
Guntur menceritakan, kejadian bermula ketika BG curiga istrinya bermain serong dengan tetangganya sendiri, KN. Hanya saja, BG belum menemukan bukti atas kecurigaannya itu.
Pada Minggu, 16 April 2017, BG sengaja keluar rumah dan tak pulang hingga larut malam. Dia lalu mengajak warga bernama Bezatulo Waruwu dan seorang anggota polisi bernama Muis untuk mengintai gerak-gerik KN.
Ketiganya kemudian menyelinap ke dalam perumahan . Kemudian, BG mengintip ke dalam kamarnya sendiri. Alangkah kagetnya ia ketika melihat KN sedang berhubungan intim dengan istrinya di dalam rumah.
Saat itu, BG tak langsung menggerebek istrinya. Ia memilih menunggu di sebuah pos keamanan milik sebuah perusahaan yang tak jauh dari rumahnya.
Advertisement
Baca Juga
"Warga dan anggota polisi tadi juga ikut supaya tidak terjadi apa-apa," kata Guntur.
Tak lama kemudian, KN melintas dan dipanggil BG serta menanyakan apa yang telah dilakukan bersama istrinya. Saat itu, KN membantah telah berbuat serong dan berniat kabur.
"BG kemudian memukul dan menendang KN berulang kali. Hal ini kemudian dilerai dua saksi tersebut," kata Guntur.
Setelah emosinya reda, KN kemudian kabur. BG kembali marah dan langsung mengejarnya. Melihat hal itu, kedua saksi yang berusaha mengejar BG yang marah kehilangan jejak mereka.
Tak lama kemudian, ada warga lain mengatakan kepada dua saksi melihat KN dipukuli BG bertubi-tubi di sebuah jalan. Keduanya menuju jalan tersebut dan menemukan KN sudah tak sadarkan diri.
"BG sudah tidak ada di lokasi. KN kemudian dibawa ke puskesmas terdekat untuk perawatan lukanya," kata Guntur.
Atas kejadian ini, Guntur mengimbau masyarakat agar tidak main hakim sendiri atas tindak pidana yang dilakukan orang lain. Dia menyarankan warga supaya menyerahkan penegakan hukum kepada polisi.
"Perselingkuhan itu ada tindak pidananya, yaitu perzinahan. Jangan bertindak sendiri yang akhirnya memunculkan tindak pidana penganiayaan," kata Guntur.