Cara Warga Ponorogo Merawat Kesenian Sekaligus Meruwat Bencana

Pergelaran dongkrek bertujuan pula mengumpulkan sumbangan untuk korban longsor Ponorogo.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Apr 2017, 20:32 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 20:32 WIB
Dongkrek
Tarian dongkrek, kesenian khas Madiun, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Ponorogo - Dongkrek merupakan salah satu kesenian khas Madiun, Jawa Timur. Namun begitu tidak menjadi halangan bagi warga Ponorogo turut melestarikan kesenian ini.

Apalagi, kesenian dongkrek biasanya digunakan sebagai penolak balak. Hal inilah yang menjadi tujuan utama warga Desa Belang, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, yang ingin mengusir balak atau menolak bala dari wilayah Ponorogo.

"Ponorogo kini tengah berduka akibat kejadian bencana tanah longsor yang terjadi di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung dan juga bencana tanah retak di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan," ucap Kepala Desa (Kades) Belang, Welas kepada Liputan6.com saat ditemui di lokasi, Jumat, 14 April 2017.

Selain itu, menurut Welas, pergelaran kesenian dongkrek bertujuan mengumpulkan sumbangan dari warga Belang untuk diberikan kepada warga Banaran yang menderita akibat terjangan longsor pada awal bulan ini.

Seperangkat alat musik pendukung dongkrek, kesenian khas Madiun, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Adapun kesenian dongkrek terdiri dari para penari yang memakai topeng berwajah seram dan dilengkapi dengan alunan musik yang khas. Dongkrek berasal dari kata "dung" dari alat musik kendang dan "krek" berasal dari alat musik okrek atau korek.

"Biasanya kan yang ditampilkan itu kesenian reog, kami ingin menampilkan kesenian lainnya, yakni dengan kesenian dongkrek ini," tutur dia.

Salah satu alat musik yang membedakan dongkrek dengan kesenian lainnya adalah okrek. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pentas kesenian dongkrek ini tidak memerlukan panggung. Para pemain terlihat berjalan mengelilingi desa sembari memainkan alat musik dan penari bertopeng menari sepanjang jalan.

Topengnya pun beraneka ragam ada topeng buto atau raksasa lengkap dengan gigi taringnya. Ada pula topeng rara peyot yang suka menjelekkan orang.

"Untuk pertunjukan ini kami berlatih setiap bulan dua kali," sebut Welas.

Bapak lurah berjoget dengan para pemain dongkrek, kesenian khas Madiun, Jawa Timur. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dengan pementasan kesenian yang sudah ada di Desa Belang sejak 1980-an ini, dongkrek diharapkan mampu menolak bala yang ada di wilayah Ponorogo. Terutama, agar Ponorogo aman dari bencana.

"Kami juga ingin membantu meringankan beban saudara kami yang ada di Banaran, semoga bisa membantu," sang kades memungkasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya