Liputan6.com, Sumenep - Kebiasaan menggunakan hisab sebagai acuan dalam menentukan awal bulan Ramadan membuat sebagian warga di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menunaikan ibadah puasa lebih awal. Berdasarkan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan, warga meyakini awal Ramadan jatuh pada Kamis malam, 25 Mei 2017.
Untuk itu, warga Desa Pakondang, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, baik perempuan maupun laki-laki, berbondong-bondong mendatangi masjid daerah setempat untuk menunaikan salat Tarawih semalam. Para jemaah tersebut selanjutnya berpuasa perdana pada hari ini, Jumat (26/5/2017).
"Dari perhitungan bulan Syaban jatuh pada hari Kamis. Jadi sekarang karena ambil naqis bulan Syaban, tanggal 1 Ramadan jatuh pada hari Jumat besok, makanya malam ini melaksanakan salat Tarawih," kata pengasuh Pondok Pesantren Nurul Muchlisin, KH Achmad Zaini, usai menunaikan salat Tarawih.
Advertisement
Penentuan awal Ramadan menggunakan perhitungan hisab dilakukan warga setempat setiap tahun. Sering kali perhitungan awal puasa Ramadan lebih awal dari perhitungan rukyat.
"Kalau yang memulai Tarawih besok malam istilahnya rukyat. Rukyat artinya bulan Ramadan ditentukan oleh pemerintah pusat. Tapi kalau hisab, ditentukan oleh siapa pun yang bisa menjadi imam hisab seperti itu," tuturnya.
Zaini menjelaskan, sejak semalam, sudah ada belasan masjid dan musala di desa setempat yang menunaikan salat Tarawih. Biasanya, warga yang ada di sekitar pesantren sangat kompak dan serentak menunaikan ibadah puasa lebih awal dari yang ditentukan oleh pemerintah.
"Untuk lingkungan di sekitar pondok pesantren, ada sekitar tiga masjid dan 10 musala yang menggelar salat Tarawih pada malam ini. Untuk wilayah Sumenep itu, biasanya di Kecamatan Dasuk dan Kecamatan Rubaru," ucapnya.