Asyiknya Memetik Stroberi Saat Pagi di Lereng Gunung Bromo

Suasana pagi hari di kebun stroberi di lereng Gunung Bromo ini tentu menyenangkan dan dapat menghilangkan penat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Mei 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2017, 06:00 WIB
Kebun Strawberry di Lereng Gunung Bromo
Suasana pagi hari di kebun strawberry di lereng Gunung Bromo ini tentu menyenangkan dan dapat menghilangkan penat. (Liputan6.com/Dian Kurniawan).

Liputan6.com, Probolinggo - Lereng Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, tidak hanya menyajikan wisata alam eksotik, namun juga menyimpan wisata agro berupa kebun stroberi. Suasana pagi hari di kebun stroberi ini tentu menyenangkan dan dapat menghilangkan penat.

Hampir setiap momen liburan, stroberi khas Tengger selalu diburu wisatawan. Sebab, rasa stroberinya yang lebih manis, dengan tekstur kulit buah yang empuk.

Bagi para wisatawan Gunung Bromo, tidak lengkap rasanya tanpa menyempatkan diri mampir ke agrowisata stroberi. Agrowisata ini terletak di Desa Jetak, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Pemilik kebun stroberi sekaligus kepala Desa Jetak, Kermat mengatakan kebun ini seluas 800 meter persegi. Wisatawan dapat memilih, memetik, bahkan mencicipi ranumnya stroberi langsung dari pohon.

"Sudah disediakan keranjang, untuk memudahkan para wisatawan menampung buah stroberi hasil petiknya," ujar Kermat, Jumat, 16 Mei 2017.

Sepintas tidak ada yang berbeda dari buah stroberi ini. Namun menurut wisatawan‎, stroberi khas Tengger lebih manis dengan tekstur kulit lebih empuk dibanding dengan stroberi daerah lain. Selain itu, harganya tergolong murah, hanya Rp 40 ribu per kilogram.

Usai dipetik, buah stroberi ditimbang ke pemilik, bisa dimakan di tempat atau untuk oleh-oleh. Mengunjungi eksotika alam lereng Bromo sembari menyantap stroberi, memberi kesan yang berbeda bagi wisatawan.

"Stroberi di daerah Gunung Bromo ini sangat segar dan manis kulitnya juga empuk dan enaknya, juga bisa memetik sendiri untuk oleh-oleh," ujar Safira, salah satu wisatawan.

Saat ini, kebun yang berjarak hanya dua kilometer dari kawah Gunung Bromo dikunjungi sedikitnya 400 wisatawan setiap bulan, baik turis lokal maupun mancanegara. Dengan kondisi itu, Kermat bisa mendapat omzet mencapai Rp 25 juta per bulan.

Tak cuma wisatawan biasa yang datang menikmati stroberi, banyak juga wisatawan dari kelompok fotografer yang berkunjung. Mereka datang hanya untuk mencari foto terbaik stroberi di balik lembah perbukitan Tengger.

Jadi bagi Anda pencinta eksotika alam lereng Gunung Bromo, belum lengkap menu liburan Anda jika tidak berkunjung ke agrowisata stroberi Bromo ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya