Liputan6.com, Bandung - Memasuki bulan Ramadan, sejumlah makanan ringan ini kerap menjadi buruan warga untuk berbuka puasa. Di samping makanannya yang berasa manis nan gurih, sejumlah penganan dengan bumbu rempah khas etnis Sunda turut dihadirkan masyarakat Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tanpa terkecuali kurupuk emih atau mi.
Kerupuk mi ini disajikan dengan bumbu kuah (cair) yang berisikan berbagai macam rempah-rempah. Biasanya, bumbu kuah ini dipastikan bakal berasa pedas sebagai padanan cita-rasa kerupuk berwarna kuning yang terasa gurih ini. Tentu paduan rasa gurih dan pedas itu, rasanya pas untuk menjadi salah satu menu awal anda berbuka puasa.
Dengan adanya bumbu kuah (cair) ini, kerupuk mi juga memiliki nama berbeda. Sehingga ada yang menyebutnya kurupuk banjur atau kerupuk siram.
"Kadang juga disebut kurupuk anclom (kerupuk tenggelam). Tapi ada juga yang bilang kurupuk malarat (kerupuk melarat), soalnya pembuatannya disangrai pakai pasir," kata Kartini, salah satu penjual kurupuk emih di kawasan Jalan Raya Banjaran-Pangalengan, Desa Kiangroke, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/5/2017).
Baca Juga
Kartini menjelaskan, memasuki bulan Ramadan ini peminat kerupuk mi memang meningkat cukup tinggi. Indikasinya, setiap hari jumlah pembeli meningkat dua kali lipat dari pada akhir pekan di bulan-bulan biasa.
Menurutnya pada hari pertama bulan Ramadan, calon pembeli bisa memesan kerupuk aneka nama ini sampai 40 bungkus. Namun saat di luar Ramadan, hanya terjual setengahnya.
"Kalau selain Ramadan paling banyak cuma Sabtu-Minggu saja, paling yang beli pun dua puluh bungkus," ujarnya.
Kartini sendiri menyediakan kerupuk hampos (kerupuk tidak padat) dan kerupuk jengkol selain kerupuk mi. Namun, saat Ramadan ini pamor kerupuk mie tetap tertinggi dari jenis kerupuk yang lainnya. Hal itu dibuktikan dengan angka penjualan lebih tinggi.
Kemungkinan besar tingginya angka penjualan kerupuk mi karena disandingkan dengan penjualan secara terpisah untuk bumbu kerupuk. Karena terdapat pula pembeli yang mengkonsumsi kerupuk mi secara satuan dan dibarengi bumbu satuannya.
Sekalipun jumlah pembeli meningkat di bulan Ramadan, namun Kartini tidak aji mumpung menaikkan harga jual kerupuk mi.
"Harganya sih tetap, yang bungkus kecil lima ribu rupiah, kalau yang besar sepuluh ribu rupiah," ujar Kartini.