Liputan6.com, Yogyakarta - Nada protes yang disampaikan sebagian warga terdampak pembangunan bandara baru Yogyakarta mulai berubah. Mereka yang tidak setuju dan tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kini berubah haluan. Mereka menyetujui pembebasan lahan tetapi dengan pengukuran ulang.
David Yunianto, warga WTT mengaku saat ini sebagian warga WTT sudah mulai lunak. Namun, masih ada warga yang tidak setuju dengan pembangunan bandara baru itu.
"Ada yang masih tidak setuju mereka sekarang tergabung dalam PWPP Paguyuban Warga Penolak Penggusuran," ujarnya, Rabu, 7 Juni 2017.
David mengatakan warga WTT yang setuju meminta pemerintah mengukur ulang lahan yang dimiliki warga WTT. Pengukuran terutama atas bangunan dan aset di atas lahan milik warga.
"Kita sudah ke Pemda katanya sudah sebulan lalu surat appraisal dari pusat sampai daerah. Tapi belum dilakukan hingga saat ini," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
David menjelaskan saat ini setidaknya ada 299 lahan milik WTT setuju pembangunan bandara yang ingin diukur ulang. "Kita minta hitung ulang yang terutama aset di atas lahan, seperti pohon dll," ujarnya.
Sementara itu, Camat Temon Kulonprogo Djaka Prasetya mengakui masih ada warga yang masih tidak setuju pembangunan bandara. Namun, menurutnya, jumlah tidak banyak. Ia berharap warga yang masih menolak untuk mengikuti warga WTT yang menerima pembangunan bandara.
"Warga WTT minta diukur ulang, lalu Masih ada juga yang tidak setuju tapi sebagian besar sudah mulai mau," ujarnya.
Djaka mengatakan saat ini pemerintah masih konsentrasi memagari lahan bandara yang sudah dibebaskan. Pemagaran itu sudah dilakukan sejak Maret lalu. Sementara, warga yang sudah menerima kompensasi ganti untung sudah meninggalkan rumahnya. Bahkan, sebagian rumah sudah dirobohkan.
"Pagar sejak Maret nantinya akan semua. Palihan, Kebon Rejo sudah," katanya.