Liputan6.com, Purwokerto – Kantor Cabang PT Pegadaian (Persero) Purwokerto diserbu ratusan nasabah sejak Senin pagi, 3 Juli 2017. Kebanyakan dari mereka adalah para ibu. Mereka beramai-ramai menggadaikan gelang, kalung dan cincin emas pada hari pertama kantor Pegadaian beroperasi usai libur Hari Idul Fitri 2017.
Maklum saja, berakhirnya libur panjang Lebaran ini bersamaan dengan tahun ajaran baru. Anak-anak musti kembali bersekolah. Banyak di antara mereka yang harus melunasi biaya registrasi di sekolah baru. Ada pula yang hanya untuk persiapan keperluan seragam dan buku baru.
Asisten Manager Operasional PT Pegadaian KC Purwokerto, Tri Panca Hendriyani, mengatakan meningkatnya peminat gadai emas ini merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun pada masa Lebaran. Namun, dia menyebut tahun ini jumlahnya semakin banyak lantaran bertepatan dengan masa pendaftaran sekolah dan tahun ajaran baru.
"Tahun ini lebih banyak karena sebentar lagi anak sekolah sudah masuk. Kebutuhan untuk pendidikan tentu lebih banyak," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Tri mengungkapkan, kebanyakan nasabah gadai emas adalah kaum ibu. Sebab, merekalah yang memiliki simpanan benda berharga itu.
"Untuk pekan ini nilai transaksi gadai bisa mencapai Rp 3-4 miliar peningkatannya, tapi juga diimbangi dengan tebus emas," ujarnya.
Hal itu, menurut dia, berkebalikan dengan fenomena menjelang Lebaran pada pertengahan Mei 2017. Saat itu, sepekan menjelang Hari Raya Idul Fitri, transaksi di Pegadaian Purwokerto didominasi oleh nasabah yang ingin menebus emas. Tujuannya untuk dipakai saat Lebaran.
Jumlah transaksi tebus emas ini saat itu, ucap dia, meningkat hingga 5 persen dibanding hari biasa. Totalnya mencapai kurang lebih Rp 1,5 miliar.
"Fenomenanya unik memang. Perhiasan sudah ditebus, kemudian digadaikan lagi," tuturnya.
Tri menambahkan pada 2017 ini, PT Pegadaian Purwokerto menetapkan target untuk program gadai emas sejumlah Rp 73,5 miliar. Selain didominasi aktivitas gadai, sejumlah nasabah juga menyelesaikan pembayaran program kredit mikro dan pembiayaan kendaraan yang jatuh tempo.
Sementara, seorang nasabah asal Kedung Banteng, Isti, bercerita dia hendak menggadaikan gelang seberat 5 gramnya untuk menambah kekurangan membeli buku dan seragam baru untuk anaknya. Dua anaknya, satu orang masuk ke SLTP, sementara adiknya naik kelas 3 SD.
"Sudah ada persiapannya, tapi kemarin kepakai untuk Lebaran juga. Jadi ya harus ditambah dulu. Nanti akan ditebus lagi kalau sudah ada," tutur Isti.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: