Liputan6.com, Karo – Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri 044831 Gung Pinto di Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, merasakan belajar di bawah teriknya matahari selama dua hari.
Bocah korban Sinabung itu terpaksa belajar di bawah teriknya matahari setelah tenda darurat tempat mereka belajar roboh diterjang angin puting beliung. Padahal, tenda itu juga merupakan pengganti dari gedung sekolah mereka yang rusak.
Melihat kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, kembali mendirikan tenda SD Negeri 044831 Gung Pinto. Tenda dibangun sebagai tempat sementara kegiatan belajar mengajar para siswa.
"Tenda sebelumnya rusak karena faktor usia dan cuaca. Ini tenda sementara yang kita bangun. Ke depannya, kami akan dirikan bangunan sekolah sementara, menunggu sekolah mereka selesai dibangun atau diperbaiki dinas terkait," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo, Natanael Perangin-angin, Rabu, 19 Juli 2017.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya pada hari pertama sekolah, ‎Senin, 17 Juli 2017, puluhan siswa SD Negeri 044831 Gung Pinto terpaksa belajar di bawah teriknya matahari, karena tenda mereka roboh. Puluhan siswa berjumlah 81 orang, 34 siswi perempuan, dan 47 siswa laki-laki.
"Para siswa terpaksa belajar di tengah lapangan, panas-panasan," kata Kepala Sekolah SD Negeri 044831 Gung Pinto, Heriani boru Sembiring, saat itu.
Sebelum memulai belajar, para siswa terpaksa harus mengangkat sendiri kursi dan meja yang berada di bawah tenda roboh. Pihak sekolah sudah memberitahukan hal itu kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Karo, secara lisan maupun tulisan.
"Sudah dikoordinasikan, tapi belum ada tanggapan," ujarnya.
Heriani menjelaskan, sebelum roboh, ada tiga tenda besar yang dibangun sebagai tempat belajar para siswa. Ketiga tenda dibangun usai gempa 5,6 skala Richter yang sempat mengguncang Kabupaten Karo beberapa waktu lalu.
Masing-masing tenda itu difungsikan untuk dua kelas agar bisa menampung seluruh siswa korban Sinabung. Terdapat 81 siswa dengan pembagian 34 siswa perempuan dan 47 siswa laki-laki.
"Dengan kondisi seperti ini, kami sangat berharap sekali kepada pemerintah untuk segera membangun tenda kami. Biar anak-anak belajar tidak di bawah panasnya matahari lagi. Enggak tahu kami sampaikan seperti ini," katanya.Â
Saksikan video menarik di bawah ini: