Liputan6.com, Barito Utara - Hujan yang melanda wilayah Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dan sekitarnya pada Jumat sore diwarnai terjadinya rentetan sambaran petir. Sepanjang hari tercatat sambaran petir hingga 4.286 kali.
"Puncak sambaran petir ribuan kali itu terjadi pada Jumat sore sekitar pukul 15.44 WIB sebanyak 27 sambaran petir," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Muara Teweh Juli Budi Kisworo melalui Kepala Kelompok Tenaga Teknis Sunardi di Muara Teweh, Jumat 21 Juli 2017, dilansir Antara.
Advertisement
Catatan intensitas petir itu berdasarkan rekaman alat deteksi sambaran petir (Lightning Detector) yang dimiliki BMKG Muara Teweh saat terjadi hujan dengan intesitas ringan dan angin sedang pada Jumat sore sampai pukul 16.07 WIB.
Advertisement
Baca Juga
"Memang hujannya hanya 7,8 milimeter atau intensitas ringan dan angin tidak kencang sekitar 14 kilometer per jam, namun petirnya yang kuat," katanya.
Puncak sambaran petir berada di kawasan barat daya yakni di wilayah Kandui Kecamatan Gunung Timang hingga Kabupaten Barito Selatan.
"Kami belum menerima laporan apakah rentetan sambaran petir yang terjadi pada Jumat sore itu berdampak atau tidak," jelas dia.
Sambaran petir ini, katanya, bisa saja terjadi pada waktu yang sama di daerah terdekat sesuai radius 80 kilometer daya jangkau alat pendeteksi petir di BMKG Muara Teweh yang menjangkau wilayah Kabupaten Murung Raya, Barito Timur, Barito Selatan, serta sebagian Selatan wilayah Kalimantan Timur.
"Namun pada puncak sambaran petir itu pusatnya memang terjadi di wilayah luar kota Muara Teweh," tegas dia.
Alat pendeteksi sambaran petir ini di Pulau Kalimantan hanya berada di wilayah Kalteng yang mulai dioperasionalkan sejak Agustus 2006 bersama kota lainnya seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kabupaten Barito Utara yang berada di pedalaman Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito ini merupakan kabupaten di tengah-tengah Pulau Kalimantan sebagai kawasan lintasan angin dan pusat pertemuan awan serta berada di wilayah lintasan garis khatulistiwa.
"Dasar pertimbangan itulah Kabupaten Barito Utara dilengkapi alat pendeteksi sambaran petir karena potensi petir sangat besar terjadi di daerah ini," kata dia.
Bahkan kota Muara Teweh dan wilayah Kalteng lainnya di atas dari kota Bogor, Jawa Barat yang mempunyai kejadian hari guntur rata-rata 320 hari atau 75 persen dalam setahun sedangkan Bogor di bawah 300 hari.
"Sesuai perkiraan kondisi hujan lebat disertai petir dan angin kecang ini masih terjadi pada beberapa hari ke depan yang terjadi di sejumlah wilayah kabupaten di Kalteng lainnya," kata Sunardi.
Saksikan video menarik di bawah ini: