Asal-usul Lahirnya Sirop Tjampolay Khas Cirebon

Bahan utama sirop Tjampolay yang legendaris di Cirebon itu ternyata bergantung pasokan dari luar kota.

oleh Panji Prayitno diperbarui 24 Jul 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2017, 17:30 WIB
Asal Usul Lahirnya Sirop Tjampolay Khas Cirebon
Bahan utama sirop Tjampolay yang legendaris di Cirebon itu ternyata bergantung pasokan dari luar kota. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Bagi masyarakat yang pernah berkunjung ke Cirebon, tentu tidak asing mendengar nama sirop Tjampolay. Cairan manis itu menjadi salah satu oleh-oleh wajib wisatawan yang bertandang ke Kota Udang.

Mulai dari rasa hingga bentuk botol sirop Tjampolay sudah melekat di masyarakat Cirebon dan para penggemarnya. Namun, tidak banyak yang tahu jika bahan baku sirop justru berasal dari luar Cirebon.

Sesuai dengan merek dagangnya, nama sirop ini diambil dari nama buah campolay. Sejarawan Cirebon Jajat Sudrajat menerangkan, buah campolay umum dikenal orang dengan nama sawo belanda. Buah itu banyak ditemukan di Cianjur, Sukabumi, dan Sumedang.

"Belakangan banyak dibudidayakan warga di dataran tinggi selain untuk oleh-oleh juga untuk bahan buat bikin makanan lain," kata dia, Sabtu, 22 Juli 2017.

Konon, kata dia, sebutan sawo walanda karena dahulu buah tersebut banyak disukai orang Belanda. Namun, oleh orang Cirebon, buah itu diolah menjadi sirop oleh Tan Tjek Tjiu pada 1936.

Sang peracik menjadikan buah campolay sebagai salah satu bahan untuk membuat sirup. Bentuk buah campolay seperti telur dan meruncing pada salah satu ujungnya.

Tanaman ini, kata dia, tidak mengenal musim. Artinya berbuah sepanjang musim. Buahnya mengandung kalori, zat tepung, vitamin, mineral, dan serat. Daging buah campolay berwarna kuning empuk seakan menepung, mirip dengan ubi cilembu.

Rasanya manis dan enak, aroma harum dari buah ini sangat menggoda selera. Biji buah campolay ini berwarna cokelat mengilat dan memiliki kulit buah yang sangat tipis. Namun, kata dia, buah campolay ini belum bisa dibudidayakan di Cirebon.

"Karena hanya tumbuh di suhu 15 sampai 18 derajat. Tidak bisa di atas 30 derajat," ujar Jajat.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya