Tempat Rehabilitasi Orangutan Dicaplok Manusia

Tempat rehabilitasi orangutan berfungsi sebagai tempat belajar para orangutan yang telantar sebelum dilepasliarkan.

oleh Abelda RN diperbarui 25 Jul 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2017, 13:30 WIB
Tempat Rehabilitasi Orangutan Dicaplok Manusia
Tempat rehabilitasi orangutan berfungsi sebagai tempat belajar para orangutan yang terlantar sebelum dilepasliarkan. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Liputan6.com, Balikpapan – Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari menyatakan adanya perambahan hutan di area rehabilitasi orangutan. Perambahan hutan di area rehabilitasi ini dilakukan para transmigran yang berupaya membuka kawasan ladang dan perkebunan.

"Kami menemukan area perambahan yang dilakukan warga di area rehabilitasi orangutan," kata CEO Yayasan Borneo Orangutan Survival, Jamartin Sihite, Selasa (25/7/2017).

Jamartin mengatakan, perambahan terjadi di area hutan rehabilitasi orangutan BOS Samboja. Yayasan nirlaba ini memang sudah bertahun-tahun menguasai area hutan rehabilitasi seluas 1.850 hektare di Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

BOS Samboja mendata upaya perambahan terjadi di wilayah sekolah hutan 2 yang luasannya mencapai 339,25 hektare. Area rehabilitasi hutan sudah berubah menjadi kawasan terbuka perambahan warga.

"Sekolah hutan 2, salah satu titik tempat kami melatih para orangutan rehabilitasi sebelum mereka dilepasliarkan kembali ke hutan," kata Jamartin.

Jamartin mengungkapkan, perambahan sudah berulang kali terjadi di area rehabilitasi BOS Samboja. Aparatur negara terkesan membiarkan aksi perambahan hutan rehabilitasi orangutan ini.

Dia mengingatkan, Undang-Undang Konservasi tegas menyatakan keberadaan orangutan sebagai satwa yang dilindungi pemerintah. Menurutnya, aparatur negara harus tegas dalam menindak upaya yang mengganggu pelestarian orangutan ini.

Selain itu, kondisi ini sangat berbahaya, mengingat kawasan tersebut sudah didiami belasan individu orangutan dewasa. Mayoritas orangutan ini sudah berusia dewasa yang bertubuh besar, liar, mandiri, dan agresif pada orang asing.

"Karena berpotensi mengakibatkan konflik antara orangutan yang telah tumbuh besar dengan perambah," paparnya.

Jamartin meminta Pemkab Kutai Kartanegara berkomitmen dalam melindungi keberadaan hutan konservasi orangutan Samboja ini. Dia mengkhawatirkan areanya akan rusak atau malahan berubah menjadi area perkebunan hingga pertambangan batu bara.

"Jika hutan sekolah orangutan yang ditanam BOSF sejak 15 tahun lalu hancur, maka orangutan tidak punya tempat sekolah dan belajar liar kembali," ujarnya.

BOS Samboja memang berkonsentrasi dalam pelestarian orangutan serta melepasliarkan kembali primata ini ke habitat asli hutan Kalimantan. Yayasan internasional ini berulang kali melepasliarkan orangutan ke hutan lindung Kehje Sewen di Kutai Timur.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya