Aksi Kelompok Radikal Terdeteksi di Kampar

Polisi intensif menggelar dialog untuk membendung pertumbuhan paham radikal.

oleh M Syukur diperbarui 26 Jul 2017, 21:19 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2017, 21:19 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau mendeteksi adanya beberapa kelompok di Kabupaten Kampar, yang mengarah kepada paham radikal. Beberapa organisasi ini terus dipantau keberadaannya dan dilakukan pendekatan supaya tidak mengarah kepada tindakan ekstrem.

Salah satu kelompok itu, disebut Kepala Polda Riau Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, bernama Negara Islam Indonesia. Kelompok ini intensif melakukan pengajian pemahaman radikalisme, sehingga keberadaannya dipantau ketat.

"Ada NII, ada pula beberapa kelompok di Kampar," sebut Zulkarnain usai menjadi pembicara di kegiatan Kesbangpol Pemerintah Provinsi Riau tentang pemahaman dan identifikasi kelompok radikal, Selasa, 25 Juli 2017. 

Meski sudah mengkaji paham radikal, Polda Riau belum bertindak keras. Pendekatan terus dilakukan dengan cara berdialog ke sejumlah kelompok dan dilakukan secara terus-menerus.

"Kami pantau, monitor, dan memberi kesadaran pemikiran seperti itu (ingin mendirikan khilafah Islam) bisa memecah bangsa," ucap Zulkarnain.

Zulkarnain menegaskan, Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia telah teruji. Dari sejak kemerdekaan Indonesia, Pancasila disebutnya teruji memperkokoh keutuhan dan kesatuan bangsa.

Tak hanya kelompok radikal dimaksud, Polda juga menyatakan masih adanya simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia di sejumlah wilayah Riau. Organisasi yang sudah dilarang ini juga masuk dalam pemantauan ketat kepolisian.

"Mereka kegiatannya hanya pengajian," kata Zulkarnain.

Sebelumnya, Kampar juga diduga menjadi tempat latihan simpatisan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Hal ini berdasarkan pengusutan yang dilakukan Densus 88 terhadap penangkapan pelaku bom panci dan ditangkapnya simpatisan ISIS di Sumatera Selatan.

‎Sebelumnya pula, seorang warga Pekanbaru, Toni Rianto ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan, karena menjadi simpatisan organisasi terlarang ISIS. Sejak awal, keberadaan Toni Rianto sebagai simpatisan ISIS tidak terlacak di Pekanbaru.

Menurut Kapolda Riau, keberadaan Toni Rianto merupakan indikasi ‎bahwa terorisme, khususnya yang berafiliasi kepada ISIS, ingin membangun suatu khilafah memang ada dan hidup berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Atas kejadian ini, Zulkarnain berharap seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah memberi dukungan kepada Polri untuk mewaspadai lingkungan yang ada pemikiran-pemikiran membangun negara khilafah.

Toni Rianto juga disebut sering mengunggah kegiatan-kegiatan kelompok berpaham radikal di akun media sosial miliknya. Acap kali dirinya mem-posting ujaran kebencian yang ditujukan terhadap kepolisian dan mengaku mempelajari ISIS lewat media sosial.

Selain TR, ada sederet terduga teroris lainnya yang juga diketahui pernah berada di Provinsi Riau, termasuk salah satunya kelompok Bom Panci yang sempat bikin heboh beberapa waktu lalu. Disebutkan pula kalau mereka sempat latihan di Kabupaten Kampar.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya