Kerap Dirisak, Siswi di Kampar Ceburkan Diri ke Sungai

Tubuh siswi yang mengaku kerap di-bully (dirisak) ditemukan sehari setelah ia menceburkan diri ke sungai.

oleh M Syukur diperbarui 01 Agu 2017, 11:01 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 11:01 WIB
Kerap Dibully, Siswi di Kampar Ceburkan Diri ke Sungai
Ilustrasi korban bully.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kerap menjadi sasaran perisakan dari teman-temannya di sekolah, gadis 16 tahun berinisial ES nekat mengakhiri hidupnya. Siswi salah satu sekolah di Kabupaten Kampar ini menceburkan diri ke sungai pada Minggu petang, 30 Juli 2017.

"Setelah dicari, jenazah korban baru ditemukan sehari kemudian," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Polisi Guntur Aryo Tejo, Senin, 31 Juli 2017.

Guntur menerangkan, sebelum terjun ke Sungai Kampar, korban mengeluh sering diejek teman sekolahnya. Hal itu membuatnya enggan bersekolah. Namun, keluarga tetap membujuknya supaya datang ke sekolah.

Di sekolah, siswi tersebut kembali menghadapi risakan temannya. Dia pulang dan sempat mengeluhkan ejekan yang diterimanya selama bersekolah kepada keluarga. Aksi dari teman-temannya ini membuat korban malu hingga akhirnya berbuat nekat.

"Korban terjun ke sungai tersebut dan hanyut. Setelah seharian dicari, korban akhirnya ditemukan," kata Guntur.

Guntur menerangkan, korban ditemukan sekitar 1 kilometer dari tempat terjunnya. Korban merupakan warga di Desa Batu Belah yang ditemukan sudah tak bernyawa oleh saksi Yeni Rahman.

Usai itu, korban dibawa petugas yang mendapat laporan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang untuk divisum. Setelah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, korban diserahkan kepada keluarganya.

"Korban sudah dimakamkan oleh keluarga di desa tersebut," kata Guntur.

Salah satu paman korban bernama Juliardi, kata Guntur, membantah korban menderita sakit yang membuatnya depresi. Juliardi menyatakan keponakannya itu merasa diasingkan teman sekolahan dan menjadi sasaran perisakan.

"Korban sudah tidak mau lagi belajar di sekolah itu dan minta dipindahkan ke sekolah lain kepada orangtuanya," terang Guntur.

Pihak keluarga sebelum kejadian ini juga berencana mendatangi sekolahnya untuk mengkonfirmasi masalah ini. Namun, ES lebih dulu berbuat nekat.

"Namun, Juliardi berencana tetap mendatangi pihak sekolah untuk menjelaskan permasalahan ini agar peristiwa serupa tidak terulang kembali," kata Guntur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya