Liputan6.com, Boyolali Serangan monyet ekor panjang meneror warga di empat desa di Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Akibatnya, empat belas warga terluka karena serangan satwa yang tak dilindungi itu. Warga dengan pendampingan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah memburu kawanan monyet tersebut karena sudah meresahkan warga.
Kepala Desa Sendang, Sukimin menjelaskan serangan monyet ekor panjang sudah terjadi sejak puasa tahun lalu. Awalnya, monyet itu hanya menyerang satu desa. Namun, perkembangan terakhir, belasan warga dari empat desa terluka dan dirawat di rumah sakit akibat gigitan dan cakaran monyet.
Advertisement
Baca Juga
"Ada 14 warga dari empat desa di Karanggede, yang kena serangan monyet itu, yaitu Desa Klari, Sendang, Bangkok dan Dologan," ujar Sukimin di kediamannya, Desa Sendang, Karanggede, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 9 Agustus 2017.
Penyerangan berawal saat salah satu warga yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan monyet itu. Pasalnya, primata itu memakan ayam peliharaannya. Untuk membuat jera si monyet, warga memasang jebakan dengan menaruh potas dan jarum di pisang.
Ternyata, jebakan itu enggak berhasil. Pisang sebanyak dua tandan yang dijadikan jebakan itu habis dimakan monyet. "Setelah itu monyet malah makan anakan kambing (cempe)," kata Sukimin.
Setelah itu, serangan monyet terjadi secara acak. Menurut warga, mereka diserang usai menjenguk korban serangan monyet.
"Ini kalau dinalar enggak masuk logika. Dan yang diserang itu mayoritas lansia. Bahkan, ada warga yang sampai diserang hingga dua kali," kata dia.
Lantaran sudah meresahkan warga, Sukimin bersama dengan kepolisian dan tentara serta pendampingan BKSDA Jawa Tengah memburu monyet itu. Sementara itu, berdasarkan pengakuan para korban, ada tiga monyet yang kerap menyerang. Tapi, satu monyet sudah berhasil ditangkap pada bulan Ramadan lalu.
Menurut Sukimin, mereka rutin menggelar ronda malam. Bahkan, mereka menjalin kerja sama dengan komunitas Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia) dan komunitas pemburu lainnya.
"Kami juga pernah melakukan gropyokan monyet dan memasang umpan jagung dan pisang. Tapi, si monyet nggak nongol, malah melukai warga ataupun kambing dan ayam," Sukimin menuturkan.
Menurut pengakuan salah satu korban, Samin (75), monyet yang pernah menyerang dirinya itu pernah dilihatnya empat tahun lalu. Saat itu monyetnya masih terlihat ada rantai yang terikat di tubuh monyet. "Bisa jadi monyet itu peliharaan warga yang lepas atau sengaja dilepas, " kata dia.
Samin diserang dua kali oleh monyet itu. Akibatnya, kaki kirinya terluka, sehingga berjalan harus tertatih-tatih. Samin dilukai monyet dalam dua kali, yakni pada bulan puasa tahun lalu dan puasa tahun ini.
"Lah, yang pertama itu diserang monyet di depan rumah saat menggembala kambing pada puasa tahun lalu. Sedangkan serangan kedua saat bebucal (buang air besar) di selatan rumah," ucap dia.
Sementara itu, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA, Jawa Tengah, Didik Tri Nugraha menjelaskan ladang di kawasan itu bukan merupakan habitat dari monyet ekor panjang. Menurut dia, monyet yang menyerang warga itu sudah mengalami perubahan perilaku.
"Ini kita juga mencoba menangkapnya dengan memasang kandang jebakan. Kita menaruh satu ekor monyet koleksi Taman Satwa Jurug. Diletakkan di dekat mata air, karena menurut informasi warga jika monyet yang menyerang itu sering minum air di sini," kata dia.