Keren, Wayang-Wayang Kardus Usung Semangat Pancasila

Wayang Pancasila digelar untuk memperkuat semangat kebersamaan dan persatuan. Wayang-wayangnya dari kardus.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Agu 2017, 05:02 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 05:02 WIB
Wayang Pancasila
Wayang Pancasila di Yogyakarta (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Warga Yogyakarta bersama dengan Gerakan Relawan Jokowi (GRJ) menggelar pertunjukan Wayang Pancasila di Embung Langensari, Minggu 27 Agustus 2017. Pergelaran yang dimulai pukul 19.30 WIB ini menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-72 RI.

"Acara ini kami angkat untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila lewat kebudayaan," ujar Adit Noor, panitia pelaksana Wayang Pancasila.

Menurut Adit Noor, tingkat urgensi mengangkat tema Pancasila tinggi seiring dengan munculnya pro-kontra di masyarakat tentang ideologi bangsa. Padahal, sejarah sudah mencatat keberadaan Pancasila sejak awal sudah berdasarkan kesepakatan para pendiri bangsa yang terdiri dari berbagai latar belakang.

Pancasila juga sudah terbukti selama puluhan tahun sampai saat ini mampu menyatukan Indonesia yang masyarakatnya majemuk.

"Oleh karena itu kami ingin mengajak masyarakat untuk kembali ke Pancasila sebagai ideologi bangsa," ucapnya.

Dalang Wayang Pancasila, Ki Fajar Sudjarwo, menuturkan tema besar yang diangkat dalam pertunjukannya adalah Pancasila Sebagai inspirasi prestasi bangsa dengan alur cerita yang mengerucut ke pengelolaan embung sebagai langkah kedaulatan nasional.

"Presiden sekarang berupaya di berbagai sektor mendaulatkan divestasi saham Freeport, Menteri Susi dengan keadaulatan laut, dan seharusnya kehidupan masyarakat yang di darat bergantung pada embung," kata laki-laki yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen Fisipol UGM ini

Ia mencontohkan, pola serap air tanah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di darat bergantung pada embung ada di situ. Namun, perhatian terhadap keberadaan embung masih minim, sehingga perlu penyadaran.

Dalam pertunjukannya, ia memanfaatkan wayang dari kardus yang dibentuk menjadi berbagai tokoh manusia. Ada 20 tokoh yang mewakili profesi di masyarakat, antara lain guru, tentara, polisi, kepala desa, dan sebagainya. Ki Fajar juga mengajak audiens dan pejabat lokal untuk ikut berpartisipasi secara langsung dalam cerita wayang Pancasila tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya