Pemilik Warung Bakso yang Disebut Mengandung Babi Dikenal Pemurah

Surat rekomendasi BBPOM yang menyatakan warung bakso tersebut menjual bakso mengandung babi menimbulkan pro kontra di kalangan pelanggan.

oleh M Syukur diperbarui 29 Agu 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 15:30 WIB
Pemilik Warung Bakso yang Disebut Mengandung Babi Dikenal Pemurah
Surat rekomendasi BBPOM yang menyatakan warung bakso tersebut menjual bakso mengandung babi menimbulkan pro kontra di kalangan pelanggan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Ekspresi mual ditampakkan seorang warga Pekanbaru, Atun, ketika mendengar berita Bakso Mekar dinyatakan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) mengandung fragmen babi. Perempuan berusia 27 tahun itu mengaku sering mengonsumsi bakso yang warungnya berdekatan dengan rumahnya itu di Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru.

Atun sendiri mengaku sebagai pemilik tempat Bakso Mekar yang disewakan kepada pengelolanya, Suharianto. Dia menyebut bakso dengan ragam menu itu sudah beroperasi di tempatnya selama dua tahun.

"Ah masak iya mengandung babi, serius tu. Pantesan sudah beberapa hari ini tutup, rupanya karena itu," kata Atun di Pekanbaru, Selasa (29/8/2017) siang.

Atun menyebutkan, pemilik usaha bakso itu sering membagikan sisa jualannya secara gratis. Sebagai warga biasa dan tidak mengetahui apa yang terjadi, Atun selalu menerimanya karena Bakso Mekar terbilang enak dan terkenal di Pekanbaru.

Atun pun masih menyimpan beberapa bakso yang dibagikan pemilik di dalam lemari esnya. Sebagai bukti, dia langsung mengambil bakso tersebut ke rumahnya.

"Ini masih ada. Rupanya tutup karena itu ya, kemarin ditanyain kata pemilik usahanya, lagi mengurus pajak," terang Atun.

Sementara Maimunah, warga lainnya, masih tidak percaya bahwa Bakso Mekar menjual makanan yang mengandung unsur babi. Dengan panggilan Si Bos, dia menyebut Suharianto sebagai pemilik yang terbilang baik kepada warga sekitar.

"Kami enggak yakin seperti itu. Tapi, kalau sudah ada surat dari BBPOM, enggak tau jugalah," kata perempuan berusia 58 tahun itu.

Sebagai pedagang di sekitar Bakso Mekar, Maimunah mengaku sering juga mendapat bakso gratis. Dia heran ketika tempat usaha itu tiba-tiba tutup.

"Saya heran juga kenapa mereka tutup. Biasanya saya sering dikasih bakso gratis," ucap Maimunah.

Bakso ini selain di Jalan KH Ahmad Dahlan, juga punya cabang di beberapa tempat, salah satunya di samping UIN Sukajadi di Jalan Balam. Semuanya tutup setelah adanya pernyataan dari BBPOM.

Seorang sekuriti Pegadaian, Irwan, yang tempat kerjanya berdekatan dengan Bakso Mekar menyebut baru tahu informasi mengenai kandungan daging babi ini. Dia juga mengaku sering membeli bakso di tempat tersebut.

Menurut dia, rasa Bakso Mekar ini cukup enak sehingga banyak didatangi pengunjung setiap hari. Bakso itu disebutnya beroperasi dari pukul 10.00 WIB sampai 00.00 WIB. Harganya pun terjangkau karena berkisar antara Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu.

"Enak baksonya kok, banyak yang beli. Tapi saya masih belum percaya ada kandungan babi. Bos (pemilik Bakso Mekar) baik orangnya," ungkap Irwan.

Dia pun mengaku tidak pernah melihat hal yang aneh dari penjualan bakso tersebut. Sebab, kegiatan karyawan dan bos seperti layaknya pedagang bakso biasa.

"Kalau di sini cuma jual siap saji. Pembuatan di tempat lain," katanya.

Sementara itu, harga yang dijual tidak jauh berbeda dengan pedagang bakso lainnya. "Kalau bakso urat Rp 13 ribu. Kalau mi ayam Rp 12 ribu," kata Irwan.

Saksikan video menarik di bawah ini:



 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya