Penganut Kejawen Banyumas Rayakan Idul Adha 14 September

Komunitas Kejawen Banyumas menggunakan kalender Alif Rebo Wage (Aboge). Hari Idul Adha itu bertepatan dengan Kamis pasaran Pahing.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 02 Sep 2017, 01:01 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2017, 01:01 WIB
Kejawen Banyumas
Penganut kejawen Anak Putu Bonokeling menggelar ritual Punggahan menjelang Bulan Puasa (Ramadan) di Komplek Panembahan Bonokeling, Pekuncen, Banyumas (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas – Ratusan penganut Kejawen Komunitas Bonokeling, Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah baru akan merayakan Idul Adha pada Kamis, 14 September 2017 mendatang.

Juru Bicara Tetua Adat Bonokeling Sumitro mengatakan dalam adat Kejawen, Komunitas Bonokeling menggunakan kalender Alif Rebo Wage (Aboge). Hari Idul Adha itu bertepatan dengan Kamis pasaran Pahing tanggal 21 penanggalan Jawa Aboge. Dalam adat Kejawen, Idul Adha disebut sebagai ‘Bada Perlon’ atau ‘Perlon’.

"Papat siji tahun ini berarti kan, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Jumat pahing, termasuk Kamis ketiga juga. Cuma yang pasti sekarang rikat Bonokeling. Jadi keempatnya, tanggal 20-nya, disebutnya perlon," kata Sumitro kepada Liputan6.com, Jumat 1 September 2017.

Lantaran tahun ini merupakan tahun Za dalam penanggalan Aboge, Bada Perlon tiba pada Kamis Pahing dua pekan mendatang. "Kalau Bonokeling itu memakainya hari bukan tanggal. Tanggalnya 21 Jawa Aboge, Besok Kamis Pahing. Sekarang masih tahun Za," dia menerangkan.

Bada perlon, dalam tradisi anak putu atau keturunan Kyai Bonokeling, dimulai pada Kamis pekan depan, tepatnya Kamis Pahing, 14 September 2017. Anak Putu Bonokeling menggelar ritual pemotongan hewan kurban, atau Perlon.

"Kegiatan di bulan haji kurban, disebutnya ya tetap perlon. Orang yang akan berkurban ya disebut akan perlon," kata Sumitro menjelaskan.

Setelah pembagian daging hewan kurban atau perlon selesai, anak putu Bonokeling akan bersih kubur atau berziarah ke makam Kyai Gunung, yang terletak di area yang sama dengan makam Panembahan Bonokeling, Pekuncen.

Rangkaian Perlon bagi Kejawen dilanjutkan pada Jumat berikutnya, tepat di Jumat Kliwon. Komunitas Bonokeling menggelar bersih kubur atau bekten ke panembahan Kyai Bonokeling, yang dilanjutkan muji atau berdoa.

Dia mengungkapkan, tiap tahun Idul Adha atau Perlon jatuh di hari yang berbeda. Tahun ini yang merupakan tahun Za jatuh di hari Kamis Pahing. Tahun ini, Kamis pahing tiba di pekan ketiga penanggalan Jawa Aboge.

Sumitro menerangkan, meski Komunitas Bonokeling menggelar perayaan Idul Adha di hari yang berbeda dengan umat muslim pada umumnya, hari ini pun banyak anak putu Bonokeling yang turut membantu panitia kurban di beberapa masjid atau musala di lingkungannya.

"Kalau hari ini kan yang Islam umumnya itu, Idul Adha, banyak yang ikut membantu. Besok pun Komunitas Bonokeling saat perlon juga banyak yang membantu," ujarnya

Dia pun berharap agar perbedaan itu tak perlu dipermasalahkan. Terpenting, semua kelompok masyarakat meski berbeda tetap rukun dan damai. "Tidak ada masalah. Guyub rukun sebagai sesama masyarakat," kata Sumitro.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya