Paguyuban Pasundan Menyeberang ke Batam Jemput Korban Penyekapan

Berdasarkan penuturan Dede, ia nekat masuk ke wihara usai mendapat laporan dari warga bahwa ada anak dari Jawa Barat yang disekap di wihara

oleh Ajang Nurdin diperbarui 05 Sep 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2017, 14:31 WIB
Penyekapan Bocah
Paguyuban Pasundan beserta Dinas Sosial Bogor melakukan koordinasi upaya hukum. Foto: (Ajang/Liputan6.com)

Liputan6.com, Batam - Geram dengan eksploitasi dan trafficking anak di bawah umur, Paguyuban Pansundan dan Keluarga Besar Banjarnegara bertandang ke Batam. Selain untuk menjemput korban penyekapan, mereka juga berkoordinasi untuk melakukan upaya hukum.

Ketua Umum Paguyuban Pasundan Provinsi Kepulauan Riau, Dede Suparman, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat, Bupati Bogor, dan Bupati Banjarnegara untuk menjemput kelima korban.

"Kami sudah berkoordinasi. Rencananya kelima korban akan dijemput langsung oleh Pemkab Bogor dan pihak keluarga besar Banjarnegara," ujar Dede.

Dede menambahkan, korban akan dijemput pada Rabu, 6 September 2017 setelah pihak Kepolisian Batam menggelar konferensi pers terkait eksploitasi yang dilakukan biksu berinisial YCH.

Namun, lantaran pihak wihara melaporkan balik ke polisi atas kasus pencemaran nama baik, Paguyuban Pasundan tengah menyiapkan upaya hukum. Mereka menyewa pengacara yang didatangkan dari Jawa Barat.

Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Barelang, Kompol Agung Gima Sunarya mengatakan, kedua tersangka, yakni biksu YCH dan Bagas, masih diperiksa penyidik. Ditanya apakah ada kemungkinan pelaku lain, Agung menjawab singkat, "Belum ada. Tersangka masih dalam penyidikan."

Sebelumnya, kasus penyekapan dan pencabulan itu mencuat ketika Paguyuban Pasundan bersama warga setempat menyelamatkan lima bocah yang diduga disekap oleh biksu YCH alias Acuy. Kelima bocah itu adalah DW (15) asal Bogor, SA (12) asal Banten, AY (15) asal Banjarnegara, J dan W (16) asal Tegal.

Berdasarkan penuturan Dede, ia nekat masuk ke wihara usai mendapat laporan dari warga bahwa ada anak dari Jawa Barat yang disekap di wihara di Batam. Selepas Magrib, Dede bersama ketua RT setempat langsung mendatangi wihara tersebut.

"Kami dari paguyuban dan warga Nongsa berhasil menyelamatkan SA," ujar Dede kepada Liputan6.com, Senin, 28 Agustus 2017.

Tak hanya menjadi korban penyekapan, salah satu dari lima bocah itu kuat dugaan menjadi korban pencabulan. Hal itu dibuktikan dengan hasil visum rumah sakit.

"Hasil visum pada anak SA, terdapat robekan di bagian kemaluannya," kata Dede.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya