Tersangka Pembakaran Sekolah di Palangka Raya Bakal Bertambah?

Salah satu tokoh adat Dayak meyakini jika ada aktor besar di belakang Yansen Binti, orang yang disebut otak pembakaran sekolah.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2017, 09:01 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2017, 09:01 WIB
Gubernur Kalteng
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran. (Foto: Istimewa/wikipedia)

Liputan6.com, Palangka Raya - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mendadak mengumpulkan para pejabat dan tokoh masyarakat untuk membahas aksi pembakaran tujuh sekolah dasar di Palangka Raya yang kini diusut Mabes Polri.

Dilansir Antara, pertemuan itu dihadiri Danrem 12/Panju Panju Panjung Kolonel Arm Naudi Nurdika, Wakil Ketua DPRD Kalteng Abdul Razak, dan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD Agustiar Sabran yang juga abang kandung Gubernur Sugianto.

Wakil Gubernur Kalteng Habib Ismail yang jarang hadir dan tampil bersama Gubernur Sugianto, pada pertemuan mendadak Minggu malam, 10 September 2017, di Istana Isen Mulang hadir. Dia bahkan ditugasi memimpin dialog.

"Malam ini spesial kayanya, nih, ada ada Wagub juga yang hadir. Ini pemandangan langka usai pilkada Gubernur-Wagub Kalteng," ucap salah seorang undangan yang hadir.

Di hadapan para tokoh yang hadir di Istana Isen Mulang, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menyatakan sangat terluka dengan kasus teror pembakaran tujuh sekolah dasar di Palangka Raya. Sebab, orang-orang yang ditangkap polisi itu adalah tim sukses dirinya saat pilkada pemilihan gubernur lalu.

"Kasus pembakaran sekolah itu, saya sendiri yang paling terluka. Orang-orang yang ditangkap itu tim saya saat pilkada. Mereka itu abang, saudara saya," ucapnya.

Dia bercerita pada saat masih di sekolah menengah pertama, telah mengenal dan dekat dengan Yansen Binti yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka otak kasus pembakaran sejumlah sekolah sepanjang Juli 21O7 di Kota Palangka Raya.

Gubernur Sugianto juga mengaku, sebelum Yansen Binti sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Yansen telah datang dan menjelaskan kepada dirinya terkait permasalahan pembakaran sekolah. Yansen berusaha meyakinkan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pembakaran yang dimaksud.

"Saya sampaikan, hadapi dahulu secara hukum. Ikuti semua prosesnya. Tidak perlu kita yang aneh-aneh. Jadi, kalau ada yang menyatakan dekat dengan YB, saya lebih dekat," ujar Sugianto.

Gubernur Kalteng juga mengakui sempat diberi tahu Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian jika kebakaran di tiga sekolah secara berturut-turut di Palangka Raya langsung mendapat perhatian serius dari Presiden Joko Widodo.

Dia mengatakan Presiden memerintahkan Kapolri membentuk tim untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Hal itu lalu ditindaklanjuti dengan menurunkan Tim Densus 88 Mabes Polri ke Palangka Raya.

"Densus 88 telah sebulan berada di Palangka Raya. Jadi, kalau nantinya ada bertambah tersangka baru, tolong jangan dikait-kaitkan dengan ini dan itu. Dikaitkan dengan proyek atau lainnya. Nanti kita lihat," kata Sugianto.

Dalam pertemuan yang dihadiri ratusan pejabat dan tokoh pada Minggu malam, 10 September 2017, tidak tampak Kapolda Kalteng Brigjen Anang Revandoko dan Wali Kota Palangka Raya Riban Satia.

Tidak terlihat pula dua tokoh Dayak berpengaruh, Sabran Ahmad dan Agustin Teras Narang, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Kalteng selama dua periode.

Sabran Ahmad yang juga mantan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng diketahui lantang menyatakan keyakinannya bahwa ada aktor besar di belakang Yansen Binti, Sekretaris Umum DAD Kalteng dan anggota DPRD Kalteng yang saat ini ditahan di Mako Brimob.

Sebelumnya, Yansen Binti ditetapkan sebagai tersangka pembakaran sejumlah sekolah dasar di Kota Palangka Raya setelah diperiksa selama hampir 12 jam. Pada Selasa siang, 5 September 2017, mantan anggota Partai Gerindra itu dibawa menggunakan helikopter ke Banjarmasin untuk diterbangkan ke Mabes Polri di Jakarta.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya