Pemotor Tak Pakai Helm Kaget Diomeli CCTV di Lampu Merah Bandung

ATCS Kota Bandung memang kerap memantau kondisi lalu lintas dengan menggunakan CCTV atau kamera pengawas.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Sep 2017, 17:02 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 17:02 WIB
Lalu Lintas Bandung
Dishub Kota Bandung memiliki Area Traffic Control System (ATCS) yang memantau lalu lintas melalui CCTV. (Foto: Instagram/@atcs.kotabandung)

Liputan6.com, Bandung - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Jawa Barat, memiliki Area Traffic Control System (ATCS) yang memantau lalu lintas melalui CCTV atau kamera pengawas. Selain memantau, petugas dapat langsung menegur pelanggar lalu lintas di Bandung melalui pengeras suara.

Seperti yang terpantau belum lama ini. ATCS Kota Bandung melalui akun Instagramnya mengunggah video mengenai seorang siswi SMA yang dibonceng sepeda motor oleh temannya, tapi tidak menggunakan helm. Petugas ATCS kemudian menegur dua pelajar tersebut melalui pengeras suara di CCTV.

Video itu pun langsung viral dan menjadi perbincangan hangat warganet. Namun, selain video tersebut, ATCS Kota Bandung kerap mengunggah video di balik layar asal suara yang muncul di perempatan.

Pengawas transportasi ATCS Kota Bandung, Budi Sutomo, menjelaskan pihaknya menjalankan tugas pemantauan dengan menggunakan CCTV.

"Terdapat 41 kamera monitor dan pengendalian lalu lintas dan 150 kamera CCTV yang hanya dilakukan untuk monitoring saja," ucap Budi ditemui di ruang kerjanya, Jalan Aceh, Kota Bandung, Selasa (12/9/2017).

Kamera tersebut, menurut Budi, beresolusi dua megapixel. Lima di antaranya sudah diperbarui menjadi empat megapixel. Kamera-kamera tersebut disebar di perempatan Cibaduyut, Pasirkoja, Pasirkaliki, Merdeka, dan gerbang Tol Pasteur.

Khusus di perempatan Cibaduyut, Dishub Kota Bandung menempatkan petugas jaga. Petugas dapat langsung menindak pelanggar lalu lintas meski bukan menilang.

"Kecuali di perempatan Cibaduyut, kita lakukan teguran lewat pengeras suara kepada yang melanggar. Untuk yang di Cibaduyut, ada petugas bisa kita panggil lewat radio operator," Budi menjelaskan.

Petugas di ATCS berjumlah 14 orang yang dibagi menjadi dua sif atau giliran kerja. Sif pertama mulai dari pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Sedangkan sif berikutnya bekerja dari pukul 14.00 hingga 20.00 WIB. Mereka bekerja setiap hari.

Tak hanya dilengkapi komputer dan monitor, di ruang ATCS terdapat layar besar yang bisa memantau 16 titik kamera sekaligus. Selain itu, operator juga bisa langsung memantau bus kota.

Menurut Budi, pemantauan lalu lintas Bandung melalui ATCS sudah digelar sejak 2012. Hanya saja, warga baru menyadari belakangan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Heboh Kabar Tilang E-CCTV

Lalu Lintas Bandung
Petugas Dishub Kota Bandung di Area Traffic Control System (ATCS) yang memantau lalu lintas melalui CCTV. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Beberapa hari lalu, beredar informasi melalui media sosial (medsos) dan grup aplikasi perbincangan online mengenai uji coba tilang online atau tilang E-CCTV di Kota Bandung, Jawa Barat. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa uji coba itu akan berlangsung di simpang BIP, simpang Dago, simpang McD, dan simpang BNI hingga ke Alun-Alun Kota Bandung.

Namun, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendo Pandowo, membantah akan menggelar uji coba tilang E-CCTV dengan berkerja sama instansi terkait. Dia menjelaskan, pesan berantai yang tersebar luas di masyarakat melalui medsos dan aplikasi perbincangan online itu adalah hoax atau kabar bohong.

Hendro menjelaskan, pihaknya belum melakukan koordinasi instansi terkait mengenai tilang E-CCTV. Dia pun memastikan informasi tersebut tidak benar.

"Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung belum ada rapat dengan dinas terkait membahas mengenai program itu," ucap Hendro saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 11 September 2017.

Hendro berharap, masyarakat bisa lebih bijak menanggapi informasi yang tersebar dan belum jelas kebenarannya. Sebab, perlu tahapan-tahapan untuk menerapkan program tersebut.

"Alangkah baiknya masyarakat memastikan dulu benar atau tidak informasi itu. Kalaupun ada program itu, pasti ada sosialisasi dulu dan tahapan-tahapan lain," ujar Hendro.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya