Liputan6.com, Mojokerto - Jerit tangis Rika pecah saat ambulans silih berganti tiba di halaman rumahnya. Teriakan histeris semakin menjadi saat jenazah suami dan anak sulungnya yang menjadi korban tertimbun longsor di lokasi galian penambangan pasir diturunkan dan dibopong masuk ke ruang tamu.
Sanak famili bergantian mencoba menenangkannya. Rika tak peduli, tangisnya tetap tumpah. "Pak, bapak!" teriaknya sesenggukan di hadapan jenazah sang suami dan anak kesayangannya tersebut, Kamis (14/9/2017).
Kedua korban tersebut tak lain adalah Kodir (60) dan Wijanarko (35), warga Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Semasa hidup, Kodir dikenal sebagai pria yang sederhana. Baru dua bulan memprofesikan diri sebagai penambang pasir, kini Kodir harus menemui ajal akibat tertimbun longsor tebing setinggi 15 meter saat bekerja.
Baca Juga
"Orangnya baik, sering ibadah di musala. Kalau sudah terdengar azan dia (Kodir) langsung berangkat," tutur Khotib, warga setempat.
Sebelum menjadi pencari pasir, Kodir adalah seorang perajin batu bata. Namun, lantaran kalah bersaing di pasaran, pria 60 tahun tersebut kemudian mengikuti jejak anak sulungnya, Wijanarko, untuk menambang pasir.
"Kalau Pak Kodir baru sekitar dua bulan, kalau anaknya (Wijanarko) sudah setahun lebih," ujar Khotib.
Sementara itu, Pingki, salah satu kerabat korban menjelaskan, Wijanarko meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih duduk di bangku SMA dan SD. Keluarganya baru mendapatkan kabar Kodir dan Wijanarko meninggal dunia akibat tertimbun longsor tidak lama setelah mereka berangkat dari rumah.
Selain keduanya, keponakan Kodir juga mengembuskan napas terakhir akibat tertimbun longsor. "Rumahnya (Iswanto) ada di belakang. Tapi, belum tahu, mau dikubur di mana," kata Pingki.
Advertisement
Saksikan video pilihan berikut ini:
Seorang Penambang Pasir Lolos dari Maut
Sebelumnya, empat penambang pasir tewas tertimbun longsoran tebing setinggi 15 meter di Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Kamis pagi tadi. Mereka adalah Rajino (49) warga Dusun Jurangsari, Desa Belahan Tengah, Mojosari, Iswanto (35), Wijanarko (35), dan Kodir (60) warga setempat.
Kapolsek Mojosari Kompol Herry Sucahyo mengatakan, lokasi galian longsor sekitar pukul 07.20 WIB. Saat itu, keempat korban sedang menaikkan pasir yang sudah dikumpulkan sejak kemarin sore ke atas truk.
"Ada enam pekerja saat itu. Lima orang sedang menaikkan pasir ke atas truk dan satu lagi sopirnya sedang buang air besar," ucap Herry, Kamis (14/9/2017).
Proses pencarian jasad korban yang tertimbun pasir dan bebatuan memakan waktu cukup lama. Polisi harus mendatangkan alat berat untuk mengeruk reruntuhannya.
Banyaknya warga yang mengerumuni lokasi kejadian membuat tim relawan lebih ekstra hati-hati. Pasalnya, dikhawatirkan terjadi longsor susulan dan menimpa warga.
"Satu pekerja atas nama Budiono berhasil lolos dari longsor, saat ini kondisinya masih shock (terpukul)," ujarnya.
Usai proses evakuasi, jasad empat korban langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit dr Soekandar, Mojosari, untuk diautopsi.
Sementara itu, pemilik lahan Masduki langsung diperiksa terkait kematian empat penambang pasir akibat tertimbun longsor tersebut. Herry menuturkan, lokasi tambang tradisional tersebut diduga tak berizin meski menjadi mata pencaharian sebagian penduduk setempat.
Advertisement