Rendah Karbohidrat, Beras Hitam Imogiri Bakal Jadi Primadona

Warga Bantul tengah mengembangkan produksi beras hitam yang mulai diminati masyarakat.

oleh Yanuar H diperbarui 16 Sep 2017, 14:02 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 14:02 WIB
Beras Hitam Asal Imogiri
Beras hitam asal Imogiri jadi pilihan pembeli (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Karya inovasi riset maupun pendampingan petani UMKM oleh dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM dipamerkan di kampus. Inovasi produk pangan, teknologi tepat guna, dan maket pabrik pengolahan pangan mewarnai pameran ini.

Ada minuman sari tempe, alat cetak rengginang, pie buah dan biskuit serta cookies, maket pabrik asap cair, maket pabrik kacang rendah lemak, ada juga produk beras hitam dari hasil pengembangan padi SRI di Bantul dan Kediri.

Dekan FTP Prof Dr Ir Eni Harmayani, MSc, mengatakan pameran produk inovasi pangan ini adalah hasil kerja sama FTP UGM dengan para mitra seperti kelompok tani dan UMKM.

"Kita harapkan lewat pameran inovasi ini nantinya makin dikenal luas berbagai produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan industri," kata Eni Selasa FTP UGM, Selasa, 12 September 2017.

Sigit Supadmo Arif, pembina budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) dari FTP UGM mengatakan budidaya tanam beras hitam bermula dari gerakan budidaya padi SRI dan gerakan irigasi bersih di Imogiri Bantul. Hal ini menarik minat beberapa petani untuk menanam varietas lokal seperti beras hitam yang berasal dari Imogiri Bantul.

"Sudah dikembangkan oleh kelompok tani empat tahun yang lalu, sekali panen baru 1,4 ton," kata Sigit.

Menurutnya, petani yang menanam beras hitam masih sedikit, tetapi peminat beras hitam cukup tinggi. Bahkan, beras hitam ini memiliki keunggulan beras hitam beras lainnya, yakni dari sisi kesehatan. Beras hitam Imogiri ini rendah karbohidrat. Inilah yang menjadi daya tarik masyarakat untuk mengonsumsinya.

"Kadar glikemik sangat rendah sehingga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes," papar Sigit.

Selain di Bantul, budidaya padi SRI juga dilakukan di Kediri. Ali Maksun (47), anggota kelompok tani Mulur, Desa Kencong, Kediri, mengatakan awalnya mereka menggunakan budidaya tanam padi SRI yang ditawarkan UGM.

Setelah hasil panen mereka per hektare meningkat, Maksun bersama anggota kelompok tani lain menanam berbagai jenis varietas padi lokal. Menurutnya, 1 kilogram beras hitam mereka jual seharga Rp 25 ribu. Sementara produk beras lokal Bantul, kata Sigit, dijual Rp 20 ribu per kilogram.

"Ada delapan varietas lokal di Kediri. Saya kembangkan betul, menurut konsumen, rasanya enak, apalagi kita tanam secara organik," Maksun memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya