Bocah-Bocah Pengungsi Gunung Agung Mulai Batuk dan Pilek

Keluhan kondisi kesehatan para pengungsi Gunung Agung pun beragam. Namun, stok obat masih aman.

oleh Dewi Divianta diperbarui 26 Sep 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 20:00 WIB
Gunung Agung
Aktivitas warga di lokasi pengungsian di GOR Suweca, Klungkung, Bali, Selasa (26/9). Hingga kini tercatat, 57.418 jiwa mengungsi di 357 lokasi menyusul peningkatan aktifitas Gunung Agung yang masih berstatus awas. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Klungkung - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek, mengunjungi pos pengungsi Gunung Agung di Gelanggang Olahraga (GOR) Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali. Dalam kunjungannya, Menkes mengatakan bahwa dari data yang diterimanya ada sekitar lima ribu pasien yang mengunjungi posko-posko kesehatan.

"Setiap hari ada sekitar 5.000 pengungsi yang daftar di posko-posko kesehatan. Keluhan mereka macam-macam," ucap Nila di GOR Swecapura, Klungkung, Selasa (26/9/2017).

Bahkan, banyak di antara mereka terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih memadai. Menkes pun meminta kepada para pengungsi untuk menyampaikan keluhan kondisi tubuh mereka kepada petugas kesehatan yang berada di sekitar pos pengungsian.

Berdasarkan data posko siaga Gunung Agung, jumlah pengungsi yang sudah mendapat pelayanan kesehatan umum sebanyak 5.321.orang. Rincinya, 86 bayi, 355 balita, 43 ibu hamil, 779 lanjut usia atau lansia. Sedangkan sisanya pasien anak-anak, remaja, dan dewasa.

Adapun seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Selasa ini, anak-anak pengungsi Gunung Agung umumnya menderita pilek dan batuk.

"Penyebabnya di antaranya cuaca dan lingkungan seperti ini (lokasi pengungsian), sehingga melemahkan tubuh anak-anak. Itu yang mencetuskan," tutur Arini, salah seorang dokter relawan yang berada di salah satu posko kesehatan.

Sementara itu, menurut Menkes, bila hasil analisis tim kesehatan menunjukkan perlu penanganan secara intensif, pengungsi Gunung Agung yang sakit akan dirujuk ke rumah sakit. "Sistem berjenjang penanganan kesehatan berjalan dengan sangat baik," ujarnya.

Menyoal stok obat-obatan, Nila menyebut tak ada masalah. Mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat berjibaku memenuhi kebutuhan obat-obatan para pengungsi.

Tenaga medis juga sudah cukup dengan pembagian waktu kerja yang sangat baik. "Kami mengerahkan tidak hanya dokter tapi juga tenaga kesehatan lain," Menkes menambahkan.

Bahkan, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat hingga Polteknik Kesehatan (Poltekkes) juga bisa membantu keluhan kesehatan para pengungsi Gunung Agung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jumlah Pengungsi Tembus 75 Ribu Jiwa

Gunung Agung
Suasana di lokasi pengungsian di GOR Suweca, Klungkung, Bali, Selasa (26/9). Ribuan pengungsi terus berdatangan menyusul peningkatan frekuensi gempa yang mulai dirasakan warga di kawasan Gunung Agung. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Adapun jumlah pengungsi Gunung Agung di berbagai daerah di Bali, terus bertambah. Data pengungsi yang tercatat oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, pada Selasa, 26 September 2017 pukul 12.00 Wita, mencapai 75.673 jiwa.

"Pengungsi ini tersebar 377 titik pengungsian di sembilan kabupaten/kota di Bali. Diperkirakan data jumlah pengungsi masih bertambah karena pendataan masih terus dilakukan," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 September 2017.

Rincinya, penyebaran pengungsi di Kabupaten Badung, 9 titik (756 jiwa), Kabupaten Bangli, 29 titik (4.890 jiwa), Kabupaten Buleleng, 24 titik (8.518 jiwa), Kota Denpasar, 27 titik (2.539 jiwa), dan Kabupaten Gianyar, 12 titik (540 jiwa).

Selain itu, menurut Sutopo, penyebaran pengungsi di Jembrana, 4 titik (82 jiwa), Kabupaten Karangasem, 93 titik (37.812 jiwa), Kabupaten Klungkung, 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan , 17 titik (1.080 jiwa).

Jumlah pengungsi ini lebih besar daripada penduduk yang tinggal di dalam radius berbahaya yang direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk dikosongkan, yaitu radius 9 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung ditambah 12 kilometer di sektor utara-timur laut, dan 12 kilometer di sektor tenggara-selatan-barat daya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya