Liputan6.com, Bengkulu - Masih ingatkah Anda permainan tradisional terompah panjang? Sebagian masyarakat Indonesia mungkin tidak asing lagi dengan permainan yang membutuhkan kekompakan dan kebersamaan saat masih berusia belia.
Saat ini, permainan pengingat masa lalu itu sudah menjadi salah satu olahraga yang dilombakan dalam Pekan Olahraga Tradisional Indonesia yang dihelat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sebanyak 500 pelajar dari berbagai daerah mengikuti empat tangkai olahraga yang dipertandingkan di kawasan Sport Center Pantai Panjang, Kota Bengkulu itu. Selain terompah panjang, juga dipertandingkan olahraga egrang, hadang, dan sumpit.
Advertisement
Sekretaris Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Bambang Laksono mengatakan, pekan olahraga tradisional ini bertujuan untuk mengembangkan permainan tradisional dalam sebuah kompetisi. Diharapkan ke depan bisa dijadikan rujukan untuk ditingkatkan lagi menjadi olahraga prestasi seperti pencak silat dan sepak takraw.
Baca Juga
"Sesungguhnya olahraga tradisional ini untuk memupuk kebersamaan, kreativitas dan cinta olahraga," ucap Bambang di Bengkulu, Rabu, 11 Oktober 2017.
Empat cabang olahraga yang dipertandingkan ini sangat membutuhkan konsentrasi, akurasi, dan nilai kebersamaan yang tinggi sebagai ciri masyarakat tradiosional Indonesia yang mengutamakan gotong royong. Ke depan jumlah permainan yang ditingkatkan menjadi olahraga itu akan ditambah. Sebab, Indonesia memiliki sangat banyak permainan yang menarik dan unik untuk dikembangkan.
Adapun ketua rombongan peserta dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Yuliansyah mengaku, interaksi sosial yang terbangun melalui olahraga tradisional ini sangat baik. Selain untuk mengejar prestasi, pihaknya juga menemukan banyak hal baru di setiap daerah yang ditunjuk sebagai tuan rumah pekan olahraga ini.
Seperti di Bengkulu, permainan hadang yang diperlombakan, ternyata juga sudah lama ada dengan sebutan permainan Calabur. Beberapa daerah juga memiliki nama lain untuk permainan tersebut, tetapi intinya sama.
Kalimantan Timur sendiri menargetkan merebut yang terbaik untuk lomba sumpit. Permainan tradisonal ini merupakan tradisi masyarakat Suku Dayak yang dilakukan untuk berburu hewan di hutan. Akurasi dan konsentrasi yang dimiliki para atlet Kaltim sangat diyakini tidak mampu ditandingi peserta dari daerah lain.
"Khusus sumpit, kami targetkan bisa menang di semua kelas," Yuliansyah menegaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini: