Liputan6.com, Solo - Mengubah sampah anorganik menjadi karya seni, bukan perkara mudah. Apalagi, bila barang-barang daur ulang itu bisa dipamerkan ke luar negeri. Namun, di tangan seorang desainer asal Solo, Retno Tan, sampah-sampah tersebut bisa mampu menjadi suatu karya seni yang luar biasa.
Berkat sampah, ia beberapa kali wira-wiri ke sejumlah negara Eropa untuk menunjukkan desain busananya yang berbahan material konveksi yang tidak berguna.
Pelangi Samudra adalah titel dari desain busananya. Karyanya ini tak dihasilkan dalam waktu yang pendek. Sejak tahun 2013, ia kerap menyelam di berbagai belahan Nusantara, mulai dari Jailolo hingga Kepulauan Seribu.
Advertisement
Baca Juga
Saat menyelam ini, hatinya bergejolak. Ironi alam begitu dirasakannya. Biota laut termasuk batuan koral yang indah ternoda oleh sampah-sampah. Hal inilah yang memicu Retno Tan berpikir untuk mengolah barang yang tidak terpakai atau sampah, seperti sisa-sisa hasil konveksi. Dia menuturkan alam menjadi sumber inspirasi karyanya. Ia ingin menunjukkan alam Nusantara yang indah.
"Makanya saya ingin menunjukkan busana-busana yang menggambarkan keindahan biota laut. Desain saya selalu berwarna-warni. Dan kategori karya saya bukan sekadar fashion tapi ada unsur art (seni)-nya, “ jelas Retno Tan akhir pekan lalu di The Sunan Hotel Solo.Selama tiga tahun, ia membuat Pelangi Samudra. Kemudian ia mulai menerjemahkan ide-idenya ke dalam potongan baju. Cinta pada alam menuntunnya untuk memanfaatkan barang-barang sisa konveksi ini ditambah sampah plastik, seperti sedotan bekas, botol kemasan air mineral beserta tutupnya, bungkus buah, busa pencuci piring, dan spon.
"Pada Juli 2017 lalu, Pelangi Samudra terplih untuk pentas di Feeric Fashion Week di Sibiu, Romania. Dan responsnya dari audience begitu bagus. Bahkan, ada beberapa yang langsung menyanjung pantai-pantai di Indonesia. Karena mereka membandingkannya dengan desain-desain saya yang berwarna-warni," ujar Retno Tan.Selain di Feeric Fashion, karya Retno Tan juga pernah dipamerkan di Berlin Alternative Fashion Week Jerman dan acara body painting di Austria. Karya-karya desain Retno Tan terlihat feminin dan seksi. Tambahan aksesori warna-warni yang dibuatnya dari sampah plastik membuat karya fashion art miliknya sangat menarik.
“Saya lebih menonjolkan idealisme saya. Di sini lewat potongan-potongan busana itu , saya ingin menonjolkan detailnya yang rapi. Semua karya saya, sekitar 80 persennya terbuat dari barang tak berguna, “ jelas perempuan lulusan La Salle College Jakarta ini.
Â
Simak video pilihan berikut ini: