Kisah Sukses Program Raskin Bikin Kaya Petani Kulon Progo

Bupati Kulon Progo sempat galau mendengar sindiran bahwa raskin dari pemerintah sudah dilengkapi dengan lauk berupa kutu.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2017, 01:28 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 01:28 WIB
Bupati Kulon Progo
Bupati Kulon Progo Hastho Wardoyo jadi salah satu pembicara pada Inspirato, Selasa 17 Oktober 2017 (Foto: Linda Sugianto / Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Program beras miskin (raskin) menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan keluarga pra-sejahtera di Indonesia. Teknisnya, raskin dibagikan ke warga yang memenuhi kualifikasi sebagai penerima.

Namun, pola umum pembagian raskin itu tidak berlaku di Kulon Progo, salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo,  merasa kurang puas dengan program raskin.

Dalam acara Inspirato yang diselenggarakan Liputan6.com di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, pada Selasa 17 Oktober 2017, Hasto bercerita soal modifikasi program raskin di daerahnya.

Dia mengaku kerap mendapat sindiran bahwa raskin dari pemerintah sudah dilengkapi dengan lauk. Olala, ternyata lauk yang dimaksud adalah kutu beras. Prihatin dengan kualitas raskin yang diterima warganya, kemudian Hasto memutar otak untuk mencari solusi.

Melihat potensi pertanian di daerahnya, pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini mulai mendapat ide. Dia mengajukan pergantian produk beras luar negeri dengan beras lokal hasil petani Kulon Progo kepada Badan Umum Logistik (Bulog) sebagai penyedia raskin.

“Daripada Bulog beli beras luar negeri, yang dilengkapi dengan lauk, eh kutu, ya saya ajukan kepada mereka untuk beli beras Kulon Progo, dengan kualitas baik dan sambil meningkatkan ekonomi petani lokal juga,” kata Hasto.

Mendapat penolakan dari pihak Bulog, bupati yang pernah menerima penghargaan dengan status terbaik dari Presiden Joko Widodo pada 2014 lalu ini tak langsung menyerah. Sadar bahwa proyek raskin seringkali ‘dipermainkan’ oknum tertentu, Hasto terus berupaya agar rencananya dapat terealisasi. Sehingga, bisa meminimalkan praktik nakal tersebut sambil memastikan warganya tidak lagi menerima raskin dengan kualitas buruk.

Tak sia-sia, meski memakan waktu hampir dua tahun akhirnya raskin di Kulon Progo diganti dengan rasda yaitu beras daerah hasil petani lokal. Program rasda ini kemudian menjadi bagian dari gerakan "Bela dan Beli Kulon Progo" yaitu kampanye yang mengajak warga agar membeli produk lokal.

Hasto juga mewajibkan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk membeli 10 kg rasda setiap bulannya. Alhasil, produksi beras lokal di Kulon Progo meningkat pesat. Bahkan, kini Bulog juga membeli beras Kulon Progo untuk kebutuhan pasokan raskin di daerah lain.

(Linda Sugianto / Citizen Journalist Academy - Energi Muda Pertamina)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya