Mahasiswa Undip Ciptakan Cendol dari Mangrove

Untuk tepung mangrove-nya sendiri maksimal 30% dari total bahan cendol. Tujuannya mencegah racun yang terdapat di mangrove

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 27 Okt 2017, 06:29 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 06:29 WIB
Mahasiswa Undip Ciptakan Cendol Dari Mangrove
Temuan mahasiswa KKN itu dijual dengan harga sesuka hati, sebagai perkenalan. (foto: Liputan6.com/eloardo aruan/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang Mangrove adalah tanaman yang secara alami menjadi penahan intrusi air laut dan abrasi. Namun siapa sangka jika mangrove atau tanaman bakau ini bisa diolah menjadi cendol. Mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang adalah salah satu penemu upaya memanfaatkan mangrove itu.

Menurut salah satu mahasiswa yang ikut mengolah, Isti Asih, olahan cendol mangrove diawali adanya fakta bahwa buah mangrove bisa diolah menjadi tepung. Dari situ para mahasiwa yang sedang ber-KKN di Desa Kaliprau, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang memiliki ide memanfaatkan mangrove menjadi olahan makanan.

Sebenarnya, desa Kaliprau dikenal sebagai desa pesisir dengan pantai yang relatif keren. Memiliki potensi perikanan yang besar seperti bandeng, kepiting, dan udang vename. Selain itu, desa ini juga memiliki hutan mangrove di sepanjang jalan menuju Pantai. 

"Jenis Mangrove di desa ini adalah rizhopora, jenis ini mudah dikenal karena bentuk perakarannya yang menyerupai jangkar, pohon bisa setinggi orang dewasa. Batangnya besar dan daunnya selalu hijau mengkilap permukaannya. Semua bagian tumbuhan jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai obat dan pangan, termasuk menjadi tepung mangrove," kata Isti Asih kepada Eloardo Aruan, finalis Citizen Journalist Academy Semarang Energi Muda Pertamina  kelas presenter, Kamis (26/10/2017).

 

Mahasiswa KKN yang beranggotakan 8 orang dari jurusan yang berbeda-beda tersebut mengatakan bahwa membuat cendol merupakan hal yang sulit. Hal itu disebabkan karena tepung dari mangrove memiliki kandungan berbeda dengan tepung beras dan tepung tapioka, yang biasa digunakan membuat cendol.

Melalui berbagai percobaan panjang, akhirnya mereka menemukan komposisi yang tepat. Campuran tepung tapioka, tepung beras, tepung mangrove dan daun suji/pandan dalam jumlah yang tepat akhirnya menghasilkan cendol dengan tekstur lembut. 

"Untuk tepung mangrove-nya sendiri maksimal 30 persen dari total bahan cendol. Tujuannya mencegah racun yang terdapat di mangrove," kata Isti.

Mahasiswa KKN ini menamai produk mereka OMA CENTONG alias Olahan Mangrove Cendol Kantong, produk ini pun menjadi salah satu program unggulan dari Kecamatan Ulujami saat pagelaran Expo program KKN di tingkat Kabupaten Pemalang. Para mahasiswa ini memperkenalkan temuannya dan masyarakat dibebaskan untuk membayar berapapun alias sesuka hati.

 Penulis : Eloardo Aruan, finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang kelas presenter.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya