Liputan6.com, Batam - Kota Batam, Kepulauan Riau, akan memiliki landmark atau markah tanah terbaru mendampingi landmark Welcome to Batam (WTB) yang berlokasi di Bukit Klara, serta Jembatan Barelang, Kota Batam. Ciri khas lain dari Kota Batam ini adalah jembatan layang atau flyover.
Apa yang menjadikannya menarik? Flyover ini bermotifkan ornamen Melayu. Wali Kota Batam Muhamad Rudi menyatakan satu jembatan layang tengah dalam proses pembangunan.
"Sekarang dalam proses finishing, rencananya akhir tahun ini akan diresmikan," ucap Rudi saat ditemui Liputan6.com di Swiss-Bellhotel, Kota Batam, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Ornamen Melayu pada dinding jembatan layang yang akan diberi nama Laluan Madani ini, kata Rudi, nantinya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain itu, ornamen ini juga menandakan identitas Batam sebagai negeri Melayu.
Baca Juga
"Jembatan dinamakan Laluan Madani akan diresmikan akhir tahun ini oleh Presiden Jokowi," tutur Wali Kota Batam.
Rudi menambahkan pengembangan jembatan layang ini merupakan salah satu solusi mengurai kemacetan yang telah menjadi masalah selama ini di Batam. Apalagi, sebelumnya lokasi jembatan layang tersebut merupakan titik rawan terjadinya kecelakaan.
Ke depan, Rudi menambahkan, pemerintah pusat juga telah merencanakan kembali pembangunan beberapa titik jembatan layang di Batam, di antaranya Simpang Batuampar, Simpang Kabil, dan Simpang Kepri Mall.
"Ada sekitar 25 kilometer jalan yang diberi dan diperuntukkan untuk jembatan. Kapan dibangun kita tunggu arahan dan anggaran dari pusat," jelasnya.
Jembatan layang Laluan Madani Batam dibangun sejak 18 Desember 2015 atau sekitar 730 hari kerja hingga 24 Desember mendatang.
Panjang jembatan layang ini sekitar 165 meter dan lebar 32,2 meter dengan tinggi sekitar tujuh meter. Proyek multiyears ini menelan biaya dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 180 miliar.
Simak video pilihan berikut ini:
Wapres JK Resmikan Jembatan Layang Kebanggaan Kota Bandung
Sebelumnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau Wapres JK meresmikan Flyover Pelangi di kawasan Antapani, pada Selasa, 24 Januari 2017. Saat itu, rencana peresmian jembatan layang ini dikemukakan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Wali Kota Bandung menjelaskan, alasan Wapres JK hadir lantaran Flyover Pelangi menggunakan inovasi baru dan menjadi satu-satunya di Indonesia. Selain itu, pihaknya menambahkan sentuhan kreatif khas Kota Bandung.
"Kenapa hadir? Karena ini inovasi, kan enggak semua flyover diresmikan oleh level wapres. Karena ini inovasi baru, baja melengkung bergelombang bukan lurus belok kayak yang biasa. Karena harganya murah sampai 60 persen lebih murah, waktunya lebih cepat enam bulan," ujar Emil.
"Saya juga memberikan contoh bahwa benda infrastruktur yang merusak estetika kota yang biasanya suka jadi kumuh, tiba-tiba jadi kreatif karena sentuhan seni," tutur Emil.
Menurut dia, tiga nilai itu dianggap unik karena nanti akan ada ribuan flyover sejenis di seluruh Indonesia. "Sehingga jembatan yang namanya saya usulkan Jembatan Pelangi Antapani ini bisa jadi percontohan, itulah alasan kenapa Pak Wapres mau hadir."
Flyover Pelangi merupakan proyek percontohan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat karena dibangun menggunakan struktur baja bergelombang dengan kombinasi mortar busa dan menjadi satu-satunya di Indonesia.
Selain itu, Flyover Antapani ini hanya menghabiskan anggaran Rp 33,5 miliar dan lama pengerjaan sekitar enam bulan. Biasanya dengan panjang yang sama diperlukan biaya Rp 100 miliar serta waktu selama setahun.
Advertisement