Kereta-Kereta Harus Melintas Pelan Pasca-Longsor Garut

Kereta api pertama yang melintas pascalongsor adalah KA Malabar tujuan Bandung-Malang.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 24 Nov 2017, 03:03 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2017, 03:03 WIB
Kereta mulai melintas lagi mulai Kamis malam, usai longsor di jalur Garut. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kereta mulai melintas lagi mulai Kamis malam, usai longsor di jalur Garut. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto - Seluruh kereta api jalur selatan dipastikan bisa melintas di petak jalan Cipendeuy-Bumiwaluya KM 233+0/8, Garut, Jawa Barat,  yang sebelumnya tertimbun longsor pada Kamis malam, 23 November 2017.

Namun, sementara waktu, kereta belum bisa dipacu dengan kecepatan optimal. Sebab, jalur yang sebelumnya tertimbun longsor itu masih dalam tahap pembersihan. Pengerjaan akan dilakukan sampai jalur ini benar-benar kembali seperti sediakala.

Meski begitu, pembersihan itu diklaim lebih cepat dari target awal. Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperkirakan jalur bisa dibuka pukul 11.00 WIB, atau 1x24 jam setelah longsor jalur kereta.

Tiga ekskavator tambahan dikerahkan untuk mempercepat evakuasi material longsor yang merintangi jalur kereta api. PT KAI juga mengerahkan petugas dan pekerja lain untuk mempercepat pembersihan jalur.

"Dengan tambahan alat berat, pekerjaan yang rencananya selesai paling lambat pukul 23.00 WIB maju menjadi pukul 19.30 WIB. Penanganan longsor hingga sore tadi tinggal satu titik di KM 231,” ucap Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko, Kamis malam.

Ixfan menjelaskan, kereta api pertama yang melintas pascalongsor adalah KA Malabar tujuan Bandung-Malang dengan jadwal keberangkatan pukul 15.45 WIB. Namun, kereta harus berjalan pelan tatkala melintas di titik longsor.

Sebab, jalur tersebut masih terus dibersihkan. Kereta-kereta belum bisa melintas dengan kecepatan penuh di titik longsor kawasan Malangbong, Garut. Sebab itu, masih terjadi keterlambatan kereta di jalur selatan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Keterlambatan Kereta Jalur Selatan

Kereta berhenti di stasiun-stasiun menunggu jalur Garut normal . (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Kereta berhenti di stasiun-stasiun menunggu jalur Garut normal . (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ixfan menjelaskan pula, posisi KA Malabar pada pukul 22.30 WIB berada di Stasiun Warung Bandrek. Sementara, KA 112 Mutiara Selatan berada di Leles, KA 182 Kahuripan di Lebak Jero, KA 82 Lodaya masuk Nagreg.

Adapun empat kereta lainnya, yakni, KA 50 Turangga, Kiara Condong diperkirakan terlambat 105 menit, KA 204 Kutojaya Selatan, pemberangkatan Kiara Condong terlambat 21 menit, KA 179 Pasundan di Stasiun Tasikmalaya, terlambat 106 menit, dan KA 219 Serayu di Stasiun Ciamis, terlambat 103 menit.

"Bisa dilintasi pelan. Sistem buka-tutup," ucap Ixfan.

Sebelumnya, lantaran longsor di Cipendeuy-Bumiwaluya KM 233+0/8, Garut, PT KAI sempat mengubah pola operasi perjalanan kereta api, dengan memutar rute melalui lintas utara, Bandung-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya.

Ratusan penumpang KA Tunggara, KA Serayu, KA Kahuripan, KA Lodaya, dan KA Mutiara terpaksa diangkut menggunakan bus untuk menuju daerah tujuan. Tercatat, 11 bus dari Stasiun Purwokerto dan dua bus dari Stasiun Kroya diberangkatkan untuk mengantar penumpang.

"Kami menyampaikan permohonan maaf karena kejadian ini berdampak pada pelayanan terhadap pelanggan," ujarnya.

Pengamanan Jalur KA di Daop 5 Purwokerto

Pengecekan jalur kereta di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pengecekan jalur kereta di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sementara, Vice President (VP) PT KAI Daop 5 Purwokerto, Dwi Erni Ratnawati mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan berbagai langkah pengamanan keselamatan bagi para pengguna jasanya. Salah satunya adalah pemeriksaan jalur kereta yang digelar sejak 14 November 2017 lalu.

Pemeriksaan dilakukan menyeluruh di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto, mencakup pemeriksaan jalur, titik-titik rawan, jembatan, terowongan, wesel, dan kemampuan sumber daya manusia.

Hasil pemeriksaan tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan strategis pola rencana operasi (renop) menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2018.

"Kami wajib mengetahui dan memastikan bahwa pemeliharaan dan pengendalian risiko keselamatan sudah dilaksanakan dengan baik dan handal. Saya tidak mau bertaruh untuk keselamatan karena keselamatan adalah hal mutlak," Dwi menegaskan.

Menjelang angkutan Natal dan tahun baru (Nataru), persiapan lain juga dilakukan, meliputi kebersihan toilet, peningkatan pelayan kepada publik, pelaporan potensi risiko, pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Selain itu, kondisi stasiun yang sudah kelihatan kusam juga akan segera dicat. Bancik (tangga) stasiun yang berguna untuk naik turun penumpang kereta juga segera ditambah.

"Terkait potensi yang mengancam keselamatan KA harus dilaksanakan seketika, tidak ada toleransi sebelum masa angkutan Nataru semua kondisi sarana dan prasarana harus handal," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya