Kecam Presiden Trump, Warga Solo Kirim Peti Mati ke Kedubes AS

Warga Solo yang bernama Bambang Saptono mengirim peti mati ke Kedubes Amerika Serikat sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Trump

oleh Fajar Abrori diperbarui 10 Des 2017, 07:03 WIB
Diterbitkan 10 Des 2017, 07:03 WIB
Demo Kecam Kebijakan Presiden trump
Seorang warga Solo menggelar demo menolak kebijakan Presiden Donald Trump dengan membawa peti mati di Solo, Sabtu (9/12).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo Seorang warga Solo bernama Bambang Saptono melakukan aksi demo tunggal untuk mengecam kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem. Bambang mengirim peti jenazah ke Kedutaan Besar Amerika  Serkat di Jakarta.

Aksi demo tunggal itu dilakukan di Bundaran Gladag Solo, Sabtu, 9 Desember 2017. Ia membawa peti jenazah yang dibungkus kain putih serta ditempeli tulisan 'Trump teror Palestine' dan 'Trump is racism and fascism'.

Peti jenazah yang diletakkan di tengah Jalan Slamet Riyadi itu menjadi pusat perhatian para pengguna jalan yang sedang melintas Bundaran Gladag. Bambang pun terlihat menginjak peti tersebut sebagai bentuk kekecewaannya terhadap kebijakan Trump yang memindahkan ibu kota Israel.

Tak hanya membawa peti jenazah. Dalam aksi demo tunggal itu, Bambang Saptono juga menempel poster di mobil miliknya. Poster itu bertuliskan kecaman kepada Trump, di antaranya 'free Palestine end Israeli occupation' dan bendera Palestina.

Bambang Saptono mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kecaman kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengeluarkan kebijakan pemindahan ibu kota Israel dan Tel Aviv ke Yerusalem. Kebijakan itu dinilai melanggar konvensi Dewan Keamanan PBB karena sudah disepakati dunia jika masalah Yerusamen merupakan permasalahan antara Israel dan Palestina.

"Akan tetapi dengan adanya kebijakan Presiden Donald Trump bahwa Amerika ingin ikut campur dan benar-benar ingin mendikte serta otoriter soal kebijakan itu," kata dia di sela-sela aksi demo di Bundaran Gladag Solo, Sabtu, 9 Desember 2017.Setelah melakukan aksi demo, peti jenazah dikirimkan ke Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (9/12).(Liputan6.com/Fajar Abrori)Ia pun menyayangkan sikap Presiden Trump yang memantik sejumlah negara di belahan dunia untuk mengecam kebijakan itu. Untuk itu, Bambang pun ikut mendukung kebijakan pemerintah Indonesia yang ikut mengecam keputusan Trump. Bahkan, kini Indonesia tengah sibuk mencari dukungan dari negara-negara anggota OKI untuk menggagalkan keinginan Trump memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem.

"Sebagai warga negara Indonesia, saya mendukung program pemerintah untuk mengecam Presiden Trump soal pemindahan ibu kota Israel itu. Jangan sampai ibu kota pindah ke Yerusalem," harapnya.

Menurutnya, Presiden Trump sebagai simbil fasisme dan rasise. Orang nomor satu di Amerika itu sudah berulah anti demokrasi dalam kebijakannya terkait pemindahan ibu kota Israel."Oleh karena itu saya berikan peti mati sebagai simbol kematian demokrasi dan ini harus digagalkan. Kalau tidak demokrasi di dunia akan hancur," ucapnya.

Setelah aksi demo selesai, Bambang pun mengangkat peti jenazah itu ke atas becak. Selanjutnya, peti jenazah sebagai simbol kecaman kepada Trump dikirimkan melalui kantor pos Solo."Peti mati ini, saya kirim ke Kedutan Besar Amerika Serikat di Jakarta," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya