Batanghari - Kedamaian warga Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, Jambi, terusik. M Dasrullah, salah satu pemilik kebun sawit, menjadi korban pembunuhan secara keji oleh Terosman alias Mansur (54), warga Solok Selatan, Sumatera Barat.
Jenazah pria 45 tahun itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di tengah kebun sawit miliknya di kawasan SP II, Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Muaro Sebo Ilir, pada Kamis, 7 Desember 2017, sekitar pukul 14.00 WIB.
Desa yang damai ini mendadak gempar. Bukan sekadar membunuh, Mansur bahkan memutilasi dan memotong alat kelamin korban, lalu memakannya.
Advertisement
Saat rekonstruksi kasus pembunuhan, Rio Anggara (32) hanya bisa tertunduk dan sedikit-sedikit menengadahkan muka melihat adegan sadis yang dilakukan ayahnya terhadap Dasrullah. Korban adalah pemilik kebun tempat Rio bekerja di Desa Tidar Kuranji, Kabupaten Batanghari.
Baca Juga
Rio yang merupakan putra sulung Mansur pun menceritakan kehidupan keluarganya di kampung halamannya di Solok Selatan, Sumatera Barat.
Kesehariannya, ia bekerja sebagai buruh upah tani, seperti membantu menanam padi, menuai padi. Tak banyak yang bisa mereka perbuat karena tidak ada pilihan selain menjadi petani.
"Kami di sana hidup serba pas-pasan karena hanya sebagai buruh upah tani. Saat ada permintaan untuk membantu kerja, barulah kami dapat uang," ucap Rio dengan mata berkaca-kaca, kepada Jambi Ekspres (Jawa Pos Group), yang diwartakan, Rabu, 3 Januari 2018.
Rio menyebutkan, kondisi ibu tercintanya kini sering sakit-sakitan dan tak bisa lagi bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan dapur, kini menjadi tanggung jawab Rio.
"Ibu kena serangan jantung dan kini kondisi sudah mulai lemah, sering sakit-sakitan," kata putra sulung tersangka kasus pembunuhan tersebut.
Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.
Â
Â
Kabur dari Tahanan Polsek
Sementara itu, Rudi (16) yang merupakan putra bungsu Mansur, menuturkan pengalaman pahit dirinya sewaktu di kampung halaman. Ia putus sekolah. Rudi sempat menginjak bangku pendidikan sekolah dasar di Solok Selatan. Namun, pendidikannya putus di tengah jalan karena keterbatasan biaya dan persoalan keluarga.
Di sela-sela rekonstruksi adegan pembunuhan yang dilakukan Dasrullah, Rudi menceritakan dirinya sudah malu tinggal di kampung halama lantaran sang ayah terjerat tindak pidana pencurian.
Dahulu ayahnya merupakan orang kepercayaan untuk mengurus sapi milik rekannya di Solok Selatan. Namun, kepercayaan itu dikhianati oleh sang ayah. Sapi peliharaan itu dijual tanpa sepengetahuan sang pemilik. Akhirnya, sang ayah dilaporkan ke polisi dan ditahan di Polsek Solok Selatan.
"Dulu sayo (saya) pernah sekolah, namun dak (tidak) selesai kareno (karena) malu. Waktu itu ayah sayo dibawak (dibawa) polisi lantaran ado (ada) kasus jual sapi milik bosnya," sebut Rudi.
Selama lebih kurang 15 hari dalam tahanan Solok Selatan, Mansur mencoba melarikan diri dan pelarian itu berhasil. Mansur kabur ke Kabupaten Batanghari. Sudah tiga tahun terakhir Mansur tinggal di Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir.
Advertisement
Makan Alat Kelamin, Ritual Ilmu Hitam?
Belakangan nama Terosman alias Mansur mendadak terkenal lantaran membunuh dan memotong alat kelamin, setelah terlebih dahulu merebusnya. Sebelumnya, ia merantau dari Solok Selatan, Sumatera Barat, ke Kabupaten Batangahari, Jambi, sejak tiga tahun lalu. Kala itu, ia kabur dari sel tahanan karena kasus tindak pidana.
Ia membawa putra bungsunya untuk hijrah ke Kabupaten Batanghari. Selama tiga tahun di Batanghari, Mansur bekerja sebagai buruh sawit milik M Dasrullah.
Selanjutnya, Mansur menjadi orang kepercayaan Dasrullah untuk mengolah dan mengambil hasil panen sawit seluas enam hektare. Mansur dan Dasrul memang sama-sama memiliki darah Minang.
Seiring waktu pula, hasil panen sawit milik M Dasrullah sekitar Rp 7 juta per bulan dimakan oleh Mansur. Ia tidak menyetor penuh kepada Dasrullah. Kejadian itu sudah menahun.
Niat jahat ternyata sudah terukir di benak Mansur sudah sejak lama, ia ingin menguasai penuh kebun sawit milik Dasrullah. Puncaknya terjadi pada bulan terakhir 2017, majikannya (Dasrullah) dibunuh.
Caranya pun sadis, alat kelamin majikannya dipotong, direbus, dan dimakan. "Sudah sayo bunuh tu, sayo potong alat kelaminnyo dan sayo makan pakek nasi (Sudah saya bunuh tuh, saya potong alat kelaminnya dan saya makan pakai nasi)," sebut Mansur, saat telah ditangkap polisi.
Hingga kini tak jelas alasan Mansur sampai harus memakan kelamin korbannya. Apakah itu bagian dari ritual? Mansur saat diperiksa polisi mengaku itu dilakukan agar dirinya tak dihantui arwah korban.
Saksikan video pilihan di bawah ini: