Siswa SMK Kehilangan Ibu Jari Saat Isi Bensin

Tak hanya kehilangan ibu jari, siswa SMK itu juga terluka di sikut dan bahu kanan.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 15 Jan 2018, 17:04 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 17:04 WIB
Siswa SMK Kehilangan Ibu Jari Saat Isi Bensin
Tak hanya kehilangan ibu jari, siswa SMK itu juga terluka di sikut dan bahu kanan. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Liputan6.com, Sukabumi - Muhammad Irpan, seorang siswa SMK Dwi Darma terkapar bersimbah darah di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sekarwangi Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Ia baru saja kehilangan ibu jari tangan kiri setelah terkena sabetan senjata tajam sekelompok pelajar sekolah lainnya.

Peristiwa mengerikan ini terjadi saat Irpan pergi ke sekolah, Senin (15/1/2018). Seperti biasa, Irpan berangkat mengendarai sepeda motor dari rumahnya di Desa Palasari, Kecamatan Parungkuda.

Di tengah perjalanan, siswa SMK kelas 10 jurusan mesin industri ini hendak mengisi bensin sepeda motornya. Tepatnya di SPBU Pamuruyan, di Kecamatan Cibadak.

"Di situ ada beberapa pelajar bawa senjata tajam turun dari angkot. Mereka langsung turun menyerang saya," kata Irpan usah ditemui di RSUD Sekarwangi Cibadak.

Saat diserang, Irpan hanya berupaya menangkis sabetan senjata tajam. Selain ibu jari, Irpan juga mengalami luka bacokan di bagian sikut dan bahu kanan.

"Warga sekitar lokasi langsung membantu melerai. Mereka kabur naik angkot," kata Irpan.

 

 


Sopir Angkot Salah Sasaran

Diorama Unik Karya Seniman Jepang Hanya Sebesar Ibu Jari
Seniman Jepang membuat diaroma 3D hanya sebesar ibu jari bahkan ada yang sebesar kuku jari.

Wakil Kepala SMK Dwi Darma, Engkus Kusnadi menambahkan, gerombolan pelajar bersenjata tajam tidak hanya menyerang anak didiknya. Mereka juga mengancam sopir angkutan kota.

Mereka mengacungkan celurit agar sopir angkot segera tancap gas dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hal itu diketahuinya setelah sopir angkot trayek 09 jurusan Cibadak-Cicurug yang ditumpangi para pelajar, meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

Ternyata, sopir angkot salah sasaran, malah meminta pertanggungjawaban kepada sekolah korban. "Kaca mobilnya pecah oleh warga, dikira sengaja bawa kabur anak-anak itu. Padahal, sopir angkotnya juga ditodong celurit," tutur Engkus.

Atas kasus pembacokan yang menimpa anak didiknya, sekolah menyerahkannya kepada kepolisian.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya