Setelah Beras, Emak-Emak di Bangkalan Mengeluh Harga Ayam Naik

Harga ayam naik tapi konsumsi tetap stabil, kenapa?

oleh Musthofa Aldo diperbarui 18 Jan 2018, 08:02 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 08:02 WIB
ayam potong
aktifitas bongkar muatan ayam potong di daerah Pecinan, Kota Bangkalan, Jawa Timur. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan Sejumlah ibu rumah tangga di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mengeluh harga ayam potong naik drastis dalam dua pekan terakhir. Biasanya, perkilogram ayam potong Rp 30 ribu, sekarang menjadi Rp 40 ribu. Naik Rp 10 ribu perkilogram.

"Kalau di pengecer harganya 11 ribu seperempat kilogram, kalau sekilo 44 ribu," kata Halimah, ibu rumah tangga di Kecamatan Socah, Bangkalan, Rabu, 17 Januari 2018.

Meski mahal, Halimah tetap membeli ayam potong karena merupakan lauk favorit kedua anaknya. "Lauk ayam saya hidangkan setidaknya dua kali seminggu," ujar dia.

 

Sebenarnya Halimah punya trik untuk menghemat belanja dapur. Saat harga ayam potong naik,  Halimah biasanya akan beralih beli ikan laut sebagai lauk pengganti. Tapi anehnya, kata dia, harga ikan laut ikutan mahal bahkan langka. Stok di pedagang sering kosong.

"Kalau sudah begini, mau gak mau dibeli juga walau ayam  mahal," ujar wanita berusia 29 tahun ini.

Ajis Heriyanto, salah satu supplier ayam potong di Bangkalan membenarkan keluhan Halimah. Dia bila gejala naiknya harga ayam potong telah terjadi awal Desember 2017. “Naik karena cuaca ekstrem," kata dia.

Curah Hujan Pengaruhi Pertumbuhan Ayam

Jelang Lebaran, Harga Ayam Melonjak
Salah satu pedagang ayam di Pasar Minggu , mengatakan harga ayam per ekor kini mencapai Rp 30-35 ribu, Jakarta, Kamis (24/7/2014) (Liputan6.com/ Miftahul Hayat)

Versi peternak langgananya, kata Ajis, curah hujan yang tinggi belakangan ini berdampak pada bobot ayam. Saat cuaca normal, bobot ayam saat masuk usia panen yaitu 35 hari, normalnya berbobot 2 kilogram.

Namun belakangan ini, pertumbuhan ayam melambat meski jumlah pakan dan obat-obatan yang diberikan jumlahnya yang sama.  Menurut Ajis, saat ini bobot rata-rata ayam siap panen hanya 1,1 hingga 1,2 kilogram dan paling mentok 1,7 kilogram.

"Kalau dalam 1000 ekor, yang berbobot 1,7 kilogram paling hanya 20 persen," terang dia.

Karena pertumbuhan ayam melambat, maka siklus panen pun melambat. Proses peremajaan ayam pun terdampak, tidak normal sesuai jadwal. Stok dipeternak sering kosong, sementara kebutuhan pasar tak berkurang, akibatnya ayam susut bobotnya pun terpaksa dipanen.

"Siklus panen yang tidak normal itu membuat harga ayam naik, kalau tidak dinaikkan peternak rugi di pakan, saya terpaksa mendatang ayam dari Banyuwangi," ungkap Ajis.

Ajis mengatakan sebenarnya harga normal kulakan ayam potong berkisar antara Rp 17 hingga 18 ribu perkilogram. Namun sekarang naik menjadi Rp 20.500 perkilogram.

Bila dijual hidup, kata dia, harganya 22 ribu perkilogram, sementara kalau sudah dipotong harga  berkisar antara Rp 38 hingga 40 ribu perkilogram. Harga  ini sudah termasuk biaya transportasi dan ongkos potong.

"Konsumsi tetap, saya habiskan 2000 ekor perhari. Konsumsi normal karena ikan laut langka akibat cuaca buruk," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya