Volume Sampah Anak Sungai Musi Capai 70 Meter/Kubik Setiap Hari

Kebiasaan warga membuang sampah di aliran anak Sungai Musi membuat volume sampah mencapai 70 meter/kubik setiap harinya.

oleh Nefri Inge diperbarui 05 Feb 2018, 22:01 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 22:01 WIB
Volume Sampah Anak Sungai Musi Capai 70 Meter/Kubik Setiap Hari
Kondisi anak Sungai Musi tepatnya di Sungai Sekanak Palembang dengan warna air keruh dan sampah yang menggenang. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Restorasi dan revitalisasi anak Sungai Musi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan, menekan jumlah volume sampah rumah tangga yang menggenang.

Tahun ini saja volume sampah di anak Sungai Musi mencapai 70 meter kubik per harinya.

Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan beberapa tahun lalu, yang mencapai 1.200 meter kubik per harinya, atau setara dengan 288 ton sampah.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ulang Kota Palembang Bastari, restorasi dan revitalisasi anak Sungai Musi membutuhkan biaya yang sangat besar.

Bahkan, restorasi dan revitalisasi tahap awal untuk Sungai Sekanak menghabiskan anggaran Rp 7,5 miliar.

Ada empat anak Sungai Musi yang akan diprioritaskan restorasi, yaitu Sungai Sekanak di Kecamatan Ilir Barat (IB) II, Palembang, Sungai Lambidaro di kawasan Gandus, Palembang.

Selanjutnya, Sungai Bendung di kawasan Sekip, Palembang dan Sungai Buah di Kecamatan Ilir Timur (IT) II, Palembang.

"Sampah yang diangkut sekarang hanya 70 meter/kubik per hari di anak Sungai Musi. Sudah menurun dari tahun 2014 lalu. Karena sekarang masyarakat sudah sadar, apalagi ada kegiatan gotong royong," ucap dia kepada Liputan6.com, Senin (5/2/2018).

 

Pembebasan Tepian Sungai

Volume Sampah Anak Sungai Musi Capai 70 Meter/Kubik Setiap Hari
Ekskavator amfibi difungsikan untuk mengeruk dasar anak Sungai Musi. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Ada 21 sistem di 86 anak Sungai Musi di Palembang. Puluhan anak Sungai Musi akan dilakukan restorasi secara bertahap.

Untuk empat sungai yang diprioritaskan, proyek restorasi akan melalui sistem lelang. Pemkot Palembang akan memulai lelang ini sekitar April-Mei 2018.

Jika fungsi anak Sungai Musi sudah membaik, bisa kembali digunakan untuk jalur transportasi, peningkatan ekonomi, dan destinasi wisata di Palembang.

"Kita akan meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, pemerintah pusat dan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Sekarang sedang proses desain," ujar Bastari.

Untuk mempermudah proses restorasi dan relokasi, Pemkot Palembang akan membebaskan lahan di tepian sungai sepanjang tujuh meter.

Jumlah anggaran perbaikan fungsi anak Sungai Musi, berbeda-beda sesuai kondisi sungai. Yang paling besar akan diserap di Sungai Buah, Kecamatan IT II, Palembang.

"Beda-beda kasusnya, yang besar di Sungai Buah karena jalan inspeksi tidak ada, bangunan mepet di sungai. Jalan harus dibebaskan, bangunannya harus dibongkar," ujarnya.

Salah satu cara untuk menjernihkan air sungai, yakni dengan mengeruk dasar sungai hingga dua meter.

 

Air Sungai Jernih

Volume Sampah Anak Sungai Musi Capai 70 Meter/Kubik Setiap Hari
Tepian anak Sungai Musi di Sungai Sekanak yang dipercantik dengan berbagai gambar mural. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Seperti di Sungai Sekanak, Palembang, saat surut airnya tidak mengalir ke Sungai Musi. Sebab, posisi Sungai Sekanak lebih tinggi dibandingkan Sungai Musi.

"Jika kita keruk pakai ekskavator amphibi, air Sungai Musi akan masuk dan mengalir di Sungai Sekanak. Airnya bisa jernih dan tidak keruh seperti ini," Bastari mengungkapkan.

Saat ini kondisi air di anak Sungai Musi masih banyak keruh dan mengeluarkan aroma yang menyengat. Kondisi tersebut berasal dari kebiasaan warga sekitar membuang sampah di aliran sungai.

Cara lain untuk menjernihkan air sungai, Pemkot Palembang sudah membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) skala perkotaan. IPAL ini akan dibangun di kawasan Sungai Selayur Palembang.

Pembangunan IPAL akan memakan anggaran hingga Rp 1,2 triliun. Pemerintah Australia memberikan hibah bantuan sebesar Rp 500 miliar.

IPAL ini akan dibangun di atas lahan seluas 5,7 hektare dengan target pembangunan hingga 2022.

"Kita sedang menyusun Detailed Engineering Desain (DED) untuk sambungan rumah tangga. Agar nantinya air sungai akan bisa dimanfaatkan kembali seperti dulu,” ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya