Liputan6.com, Malang - Warga Dusun Wendit Utara, Desa Mangliawan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikejutkan munculnya dua ekor ular piton di kawasan Kolam Pemandian Wendit Lanang. Khawatir keselamatan anak kecil saat bermain di telaga purba itu, warga pun menangkap ular itu.
Seorang warga, Supranoto mengatakan kedua ekor ular piton yang masing-masing berukuran 2 meter dan 3,6 meter berbobot 15 kilogram ditangkap di waktu berbeda.
"Dua ekor ular betina. Hanya berjarak sekitar seminggu antara menangkap ular yang kecil dan besar," kata Supranoto di Malang, Rabu, 21 Februari 2018.
Advertisement
Baca Juga
Ular piton berukuran besar diperkirakan berusia 8 tahun, ditangkap saat muncul di dalam Kolam Pemandian Wendit Lanang pada Senin malam, 19 Februari 2018. Sedangkan, ular kecil ditemukan di lokasi sekitar 100 meter dari kolam pada seminggu sebelumnya, juga saat malam hari.
Supranoto menambahkan, ular yang lebih besar awalnya diketahui oleh seorang pemancing saat malam hari. Selama tiga hari berikutnya, ular itu kerap muncul malam hari sehingga menyulitkan upaya warga yang hendak menangkapnya.
"Baru tiga hari setelah kemunculan pertama kali ular bisa saya tangkap bersama Dullah teman saya," ucap Supranoto.
Menurutnya, baru kali ini ditemukan ular piton di dalam Kolam Pemandian Wendit Lanang. Ular berukuran lebih besar pernah ditemukan warga di Taman Pemandian Wendit atau biasa disebut Wendit Wadon yang berjarak sekitar 500 meter dari Wendit Lanang, itu pun 8 tahun lalu.
Petunjuk Mistis Minta Ular Dirawat
Dua ekor ular piton saat ini ditempatkan di dua kandang berbeda, tapi tetap di dalam Kolam Pemandian Wendit Lanang. Tidak ada niat untuk menjual satwa melata itu, apalagi ada pandangan supranatural yang meminta ular tetap berada di dalam kawasan pemandian.
"Ada pengalaman mistis, penampakan sosok pria tua yang selama ini mengikuti ular besar itu. Sosok itu meminta ular tak dipindah ke luar kawasan pemandian," ucap Supranoto.
Menurutnya, ular tetap akan dirawat di dalam kawasan kolam pemandian dengan dibuatkan kandang berukuran sekitar 70 sentimeter x 2 meter. Termasuk dengan memberi pakan seekor ayam. "Ular kecil dan besar tetap harus dikandang terpisah," tutur Supranoto.
Selain mematuhi petunjuk mistis itu, memelihara ular sekaligus pengingat pada anak kecil yang biasa bermain di kolam. Agar berhati–hati saat bermain dan menjaga lingkungan. Meski masih banyak pepohonan rindang di sekeliling kawasan itu, sampah juga tampak menumpuk.
Advertisement
Wendit Telaga Purba
Kolam Wendit Lanang dan Wendit Wadon merupakan dua telaga purba. Lanang dalam bahasa Jawa berarti lelaki, sedangkan wadon artinya perempuan. Wendit Wadon atau Taman Pemandian Wendit lebih dan populer sudah dikomersialkan sebagai tempat wisata di Malang.
Dua telaga purba itu diperkirakan sudah dimanfaatkan oleh warga desa setempat sejak masa kerajaan nusantara kuna. Nama Desa Mangliawan, tempat Wendit Wadon dan Lanang berada, sudah disebut dalam Prasasti Bangliawan bertarikh 813 Saka atau 891 Masehi di masa Mataram Kuna. Prasasti menetapkan status desa sebagai perdikan atau sima.
Kolam Pemandian Wendit memiliki nama kuna Telaga Bureng sebagaimana yang disebut dalam kakawin Negarakertagama. Konon, Wendit Wadon menjadi tempat kesukaan para selir Raja Hayamwuruk. Sedangkan, Wendit Lanang jadi tempat istirahat prajurit Majapahit saat sang raja berkunjung ke Wendit Wadon.
"Telaga Bureng atau kolam Wendit adalah telaga purba, petirtaan suci dengan airnya berwarna kebiruan. Diperkirakan, di sekitarnya banyak situs purbakala," kata arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono.