Sikap Zumi Zola jika Puncak Gunung Kerinci Diberi Nama Puncak Jokowi

Menurut Zumi Zola usulan pemberian nama itu sah-sah saja

oleh Bangun Santoso diperbarui 22 Feb 2018, 13:01 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2018, 13:01 WIB
Zumi Zola
Gubernur Jambi Zumi Zola bersama istri kerap berkunjung ke Kabupaten Kerinci. Selain melaksanakan agenda kedinasan, juga untuk menikmati indahnya panorama serta kesejukan alam di kaki Gunung Kerinci. (Foto: Dok. Humas dan Protokol Pemprov Jambi/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Polemik seputar rencana pemberian nama puncak Gunung Kerinci menjadi Puncak Joko Widodo (Jokowi) memantik banyak reaksi warga Jambi. Tak terkecuali sang Gubernur, Zumi Zola.

Orang nomor satu di Provinsi Jambi ini mengatakan, penamaan puncak Gunung Kerinci tidak bisa dilakukan secara sepihak. Ini mengingat Gunung Kerinci masuk dalam dua wilayah, yakni Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Bahkan, luasan paling banyak ada di Provinsi Jambi, yakni di Kabupaten Kerinci.

"Saya pikir Bapak Presiden pasti akan bijaksana menyikapi ini. Apalagi, ada rasa memiliki (Gunung Kerinci) dari masyarakat Jambi, khususnya di Kabupaten Kerinci," ujar Zumi Zola saat dihubungi Liputan6.com di Jambi, Rabu, 21 Februari 2018.

Apabila ada pihak yang menyampaikan aspirasi atau usulan pemberian nama puncak Gunung Kerinci, Zumi Zola menilai hal itu wajar dan sah-sah saja.

Namun demikian, ia tetap menolak apabila pemberian nama tersebut dilakukan secara sepihak. "Mana ada yang setuju," ucap Zumi Zola.

Ungkapan tidak setuju juga disampaikan Ketua DPRD Provinsi Jambi, Cornelis Buston. Politisi Partai Demokrat yang akrab disapa CB ini menilai, pemberian nama tidak bisa hanya klaim semata. Apalagi Gunung Kerinci masuk wilayah Provinsi Jambi.

"Tidak ada hak bagi siapa pun untuk mengeluarkan aturan atau nama untuk wilayah lain," ujar CB.

Rencana atas pemberian nama puncak Gunung Kerinci sebelumnya ramai dibahas para pemerhati lingkungan dan pencinta alam di Jambi, khususnya di media sosial. Mereka kompak menolak atas ide tersebut.

 

Muncul Saat HPN

Gunung Kerinci
Tim ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days saat berada di Puncak Kerinci. (15/11). Gunung Kerinci merupakan puncak tertinggi di Pulau Sumatera dengan ketinggian 3.805 m dpl. (Dok. Tim Ekspedisi 7 Summits Indonesia in 100 Days)

Dari sejumlah sumber media lokal di Sumatera Barat, ide pemberian nama Puncak Joko Widodo itu muncul saat gelaran Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2018 lalu. Saat itu, Presiden Jokowi hadir langsung dalam acara tahunan itu.

Saat itu ah sejumlah pegiat wisata Kerinci didukung sejumlah tokoh menyampaikan wacana tersebut. Apalagi, baru saja membuka jalur pendakian baru menuju puncak Gunung Kerinci dari Solok Selatan.

Dikutip dari laman radiotemansejati.com, wacana tersebut didukung oleh Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Irwan Afriadi ketika menghadiri pelepasan pendakian perdana Gunung Kerinci via Solok Selatan di daerah Bangun Rejo, Kamis, 15 Februari 2018.

"Ini merupakan bentuk apresiasi kita kepada beliau (Jokowi). Pada waktu acara HPN beliau melakukan promosi yang sangat luar biasa di depan 26 duta besar negara luar, banyak menteri, dan dihadiri oleh ratusan media lokal, nasional, dan internasional," ujar Irwan.

Selain itu, kata dia, Jokowi juga pernah melakukan pendakian kerinci pada tahun 1983, dan hal tersebut sangat berkesan bagi beliau. Terlebih waktu itu Jokowi melalui Solok Selatan untuk sampai di Kresik Tuo, nama daerah di Kabupaten Kerinci.

"Ini baru usulan dan pelang namanya kita akan letakkan di puncak Kerinci 3805 mdpl, kalau beliau setuju ya alhamdulillah, kalau tidak setuju nanti akan kami turunkan kembali," imbuhnya.

Ternyata bukan hanya puncak Gunung Kerinci yang diberi nama baru. Lokasi perkemahan pada ketinggian 3.200 mdpl di Gunung Kerinci juga akan diberi nama. Nama diambil dari nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.

"Kami mengusulkan tempat perkemahan terakhir pada ketinggian 3.200 mdpl diberikan nama Camping Siti Nurbaya. Sebagai apresiasi atas besarnya perhatian menteri untuk pembukaan jalur tersebut," ujar Kepala Seksi Pengelolaan Kawasan Strategis dan Destinasi Kepariwisataan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok Selatan, Aig Wadenko.

Selain nama Siti Nurbaya, ternyata masih ada 11 nama lagi yang akan digunakan sebagai tempat perkemahan sepanjang jalur pendakian 14,2 kilometer. Nama-nama tersebut dinilai berperan penting dalam pembukaan jalur baru menuju puncak Kerinci.

"Wabup (Solok Selatan) juga sangat mendukung penamaan tersebut, akan mudah diingat," tutur Aig.

 

Gunung Api Tertinggi di Asia Tenggara

Gunung Kerinci Jambi
Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Asia Tenggara yang terakhir meletus pada 2009. (B Santoso/Liputan6.com)

Puncak Gunung Kerinci berada di 3805 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sebutan lain dari gunung ini adalah Puncak Indrapura yang berarti atapnya Sumatera. Ini wajar karena Gunung Kerinci berstatus gunung api tertinggi di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Gunung yang berada di sisi paling barat Provinsi Jambi ini juga masuk dalam tujuh gunung tertinggi di Indonesia.

Gunung ini dikelilingi lebatnya hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan habitat harimau dan badak Sumatera.

Dari puncak Kerinci, pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah Kota Jambi, Padang, hingga Bengkulu. Bahkan, Samudra Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas.

Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Di sebelah timur terdapat Danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat Gunung Tujuh dengan kawah indah yang hampir tak tersentuh.

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada 2009.

Jokowi Pernah Mendaki Kerinci

Pose Jokowi Muda Berjongkok di Gunung Kerinci
Penampilan Jokowi muda sama seperti saat ini ketika menjabat Presiden, tak jauh berbeda. Sama-sama kurus. (Silvanus ALvin/Liputan6.com)

Semasa mudanya, Jokowi ternyata pernah mendaki Gunung Kerinci. Itu terungkap dalam foto jadul (zaman dahulu) yang menunjukkan Jokowi bersama sejumlah orang tengah bersiap mendaki gunung tersebut.

Jokowi mengungkapkan, foto yang beredar tersebut diambil saat dirinya bersama dengan 11 orang temannya sesama mahasiswa UGM tengah mendaki Gunung Kerinci, Sumatera Barat. "Waktu itu tahun 1983-an saya sama 11 orang teman dari Jogja naik di Kerinci, kami ke sana bareng-bareng," ujar Jokowi, beberapa waktu lalu, dikutip Liputan6.com.

Jokowi lalu bercerita bagaimana perjalanan jauh yang ia tempuh dari Yogyakarta menuju ke Gunung Kerinci melewati jalan lintas Sumatera melewati Kota Padang dan berlanjut ke lokasi pendakian yang menurutnya memakan waktu yang cukup lama.

"Kerinci itu perjalanannya dua hari. Perjalanannya, mendaki naik turun. Itu cukup jauh karena dari Yogya naik bus dulu menuju Padang lalu ke Kerinci-nya sampai seharian," ingat Jokowi.

Ia pun mengenang saat proses pendakian, di antara teman-temannya, postur tubuh Jokowi termasuk paling kecil, namun itu justru keuntungan buatnya. Pasalnya, dengan tubuh kecil yang lebih ringan, Jokowi selalu berada di depan saat proses pendakian.

"Teman-teman saya semuanya gede-gede, saya sendiri yang kecil. Tapi, gara-gara itu, saya duluan yang sampai," ucap Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya