Catat, Akhir Pekan Nanti Ada 'Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan'

Pemerintah Kota Surabaya akan mengintensifkan kegiatan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2018, 07:30 WIB
20150919-Peringatan Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya
Para partisipan peringatan 70 tahun perobekan bendera Belanda di depan Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Surabaya, Sabtu (19/9/2015). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya akan mengintensifkan kegiatan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan atau Jalan-Jalan ke Tunjungan. Agenda itu biasanya digelar dua kali dalam setahun, kini menjadi sebulan sekali.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan, tujuan dari kegiatan ini untuk lebih menghidupkan kawasan Tunjungan sebagai lokasi yang sarat sejarah.

"Selain itu juga meningkatkan roda perekonomian pelaku UKM dan mendongkrak jumlah wisatawan asing," katanya, di Surabaya, Kamis, 22 Februari 2018, dilansir Antara.

Menurut dia, sekitar 120 stan pelaku usaha kreatif di Kota Surabaya siap meramaikan acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan yang digelar Dinas Pariwisata setempat di Jalan Tunjungan pada Sabtu, 24 Februari 2018.

Mereka terdiri dari Pahlawan Ekonomi, Dekranasda, UKM Dinas Koperasi, UKM Dolly, UKM Dinas Perdagangan, UKM Kampung Lawas Maspati serta mengajak pihak hotel yang akan menyediakan food and beverage.

"Seperti biasa, mereka menyediakan makanan khas Surabaya," katanya.

Tidak hanya dimanjakan dengan berbagai macam makanan tradisional khas Surabaya, warga juga akan dihibur dengan iringan musik yang dibawakan beberapa grup band lokal Surabaya.

Widodo mengaku optimistis, tahun ini pemkot dapat meningkatkan target pengunjung dari tahun sebelumnya. "Jika tahun lalu 13 ribu pengunjung, tahun ini kami menargetkan 15 ribu pengunjung," katanya.

Ke depan, kata dia, pemkot berencana mengadakan acara semacam ini di kawasan Kya-Kya Jalan Kembang Jepun. Hal ini dikarenakan warga kerap mengeluhkan kawasan tersebut yang mati suri saat malam hari.

"Mendengar hal itu, kami beserta warga setempat bersama-sama menghidupkan kembali kawasan tersebut lewat acara semacam ini," ujar Widodo.

Keunikan lain dari agenda di Tunjungan tahun ini adalah kehadiran Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) yang kebetulan menyelenggarakan kegiatan Konvensi Arsitektur Indonesia di Surabaya mulai 22-25 Februari 2018.

 

Agenda Para Arsitek di Tunjungan

Jurus Surabaya Atasi Macet Jelang Kehadiran Trem di Tunjungan
Dua jalur di Jalan Tunjungan nantinya digunakan untuk trem, sedangkan satu jalur lainnya difungsikan sebagai pedestrian. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Menurut Widodo, ada banyak agenda yang diselenggarakan IAI, salah satunya menyusuri Sungai Kalimas bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada sore hari.

Usai menyusuri sungai, keduanya berhenti di sungai depan kantor Siola lalu berjalan bersama menuju jalan Tunjungan untuk menikmati acara sekaligus mengamati gedung-gedung yang ada di kawasan tersebut.

Ketua Panitia Indonesia Architecture Convention Maztri Indrawarto mengatakan, kehadiran kelompok arsitek di Surabaya untuk mencurahkan ide serta pengalaman dalam dunia arsitektur serta memberikan kontribusi pada pembangunan nasional, salah satunya bagi Kota Surabaya.

"Nanti kami akan mendorong agar bangunan yang berada di kawasan Tunjungan tidak lagi kosong. Jadi, ketika ada acara semacam ini, masyarakat tidak hanya sekadar mlaku-mlaku, tetapi juga bisa memanfaatkan fisik dan fungsi bangunan yang ada," kata Maztri.

Selain itu, lanjut Maztri, pihaknya juga melakukan workshop, seminar, pelatihan kepada mahasiswa dan kegiatan campus goes to kampung dengan menggunakan beberapa venue seperti gedung siola, bangunan lama, trotoar jalan Tunjungan, Hotel Majapahit, Gedung Cak Durasim, Hotel Empire Palace, dan Grand City Mall yang merupakan ikon Kota Pahlawan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya