Mengintip Rahasia Pabrik Kecap Tertua di Surabaya

Pabrik kecap tertua di Surabaya ini dirintis oleh keluarga Hwan Kieng Hien, beserta istri, dengan nama Pabrik Kecap Manis Cap Jeruk Pecel Tulen.

diperbarui 25 Feb 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2018, 07:00 WIB
Ini Pabrik Kecap Tertua di Surabaya
Proses produksi pembuatan kecap manis Cap Jeruk Pecel Tulen di Surabaya, Jumat (23/2/2018). (Times Indonesia/Ashar Saifur Rizall)

Surabaya - Kecap manis merupakan salah satu pelengkap makanan. Bahkan, sejumlah kuliner khas Indonesia menggunakan kecap manis sebagai pemberi kekhasan rasa, seperti satai dan tahu tek dari Surabaya.

Di Surabaya, terdapat sebuah pabrik kecap rumahan yang berlokasi di Jalan Sidonipah. Berdiri sejak tahun 1937, pabrik kecap tertua di Kota Pahlawan tersebut dirintis oleh keluarga Hwan Kieng Hien, beserta istri, dengan nama Pabrik Kecap Manis Cap Jeruk Pecel Tulen.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Times Indonesia, pabrik Kecap Manis Jeruk Pecel Tulen ini sekarang dikelola oleh Wahyu Handoko, generasi ketiga dari keluarga Hwan Kieng Hien.

Memiliki 23 karyawan yang siap membantu produksi untuk memenuhi target pasar, dari tahun ke tahun omset penjualan kecap manis Jeruk Pecel Tulen Surabaya ini terus meningkat. Meskipun di luar sana banyak pabrik kecap besar.

Baca berita menarik lainnya dari Timesindonesia.co.id.

 

Resep Turun-temurun

Ini Pabrik Kecap Tertua di Surabaya
Proses produksi pembuatan kecap manis Cap Jeruk Pecel Tulen di Surabaya, Jumat (23/2/2018). (Times Indonesia/Ashar Saifur Rizall)

Pembuatan bahan-bahan kecap manis terdiri dari bahan tradisional Indonesia seperti kedelai hitam, gula merah, garam, sereh, dan rempah-rempah pilihan, yang diracik oleh keluarga secara turun menurun.

Pabrik kecap manis rumahan milik Wahyu Handoko, mampu memproduksi 2.400 botol dengan harga pasaran per botol Rp 18.000 untuk ukuran 600 ml botol kaca dan botol plastik.

"Soal pemasaran produk, kecap manis dipasarkan di beberapa kota seperti Surabaya, Krian, Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto," terang Wahyu Handoko.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya