Area Pencarian Korban Longsor Brebes Diperluas, Tim SAR Sasar Sungai

Pencarian yang juga melibatkan anjing pelacak dan alat berat ini tak bisa efektif dilakukan di area longsoran utama

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 26 Feb 2018, 07:04 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 07:04 WIB
Pencarian korban sulit lantaran longsoran masih gembur berlumpur sehingga mudah bergerak dan membahayakan tim SAR. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Pencarian korban sulit lantaran longsoran masih gembur berlumpur sehingga mudah bergerak dan membahayakan tim SAR. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Brebes - Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan memperluas area pencarian korban longsor Gunung Lio, Desa Pasir Panjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, Minggu, 25 Februari 2018.

Namun, hingga Minggu siang, Tim SAR belum kembali menemukan korban sehingga jumlah korban meninggal masih berjumlah tujuh orang ditambah potongan bagian tubuh yang diperkirakan milik satu orang korban.

Pencarian dan evakuasi korban longsor melibatkan sekitar 600 personel dari berbagai pihak, mulai Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Tagana, RAPI, Senkom, Banser, dan berbagai kelompok relawan lainnya. Tiga alat berat juga dikerahkan.

Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, Eko Andalas mengatakan alat berat itu difokuskan untuk membuka area baru pencarian yang masih tertutup material longsor.

Minggu pagi, alat berat juga mulai menyingkirkan bangkai pohon dan material lain yang menumpuk di sekitar jembatan. Pencarian, memang diperluas tak hanya di area longsor utama, melainkan hingga hingga aliran sungai.

7 Korban Diketahui Identitasnya, 1 Korban dalam Proses Identifikasi

Tim SAR gabungan membersihkan material banjir bandang di Capar, Brebes. (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)
Tim SAR gabungan membersihkan material banjir bandang di Capar, Brebes. (Foto: Liputan6.com/Tagana Banyumas/Muhamad Ridlo)

Sebab, ada kemungkinan terdapat jenazah yang hanyut terbawa aliran sungai dan menjauh dari area longsor yang mencapai kurang lebih satu kilometer.

“Diperluas, ini, hari ini alat berat itu akan menyisir sampah-sampah, atau potongan kayu yang tersangkut di jembatan. Setelah dibersihkan, kita cari, kemungkinan ada korban,” ucapnya, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu.

Pencarian yang juga melibatkan anjing pelacak ini tak bisa efektif dilakukan di area longsoran utama. Sebab, hujan masih terus mengguyur kawasan ini dan menyebabkan tanah gembur berlumpur.

Tanah gembur itu mudah bergerak dan dikhawatirkan membahayakan anggota SAR yang tengah mencari korban longsor. Pencarian pun hanya dilakukan di bidang yang relatif aman.

Eko mengonfirmasi, selain tujuh korban yang telah diidentifikasi, tim SAR juga menemukan sejumlah potongan tubuh manusia.

Namun, berbeda dari informasi yang beredar yang menyebut dua orang, dia menegaskan bahwa potongan tubuh manusia itu diduga merupakan jenazah satu orang. Hanya saja, penemuannya di titik terpisah, meski berada di kawasan yang sama.

"Jadi bukan dua orang, tetapi potongan-potongan tubuh. Sedang diidentifikasi, potongan tubuhnya,” dia menjelaskan.

Masa Pencarian Korban 14 Hari hingga 7 Maret 2018

Pencarian korban longsor Gunung Lio, Brebes melibatkan alat berat. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Pencarian korban longsor Gunung Lio, Brebes melibatkan alat berat. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Bupati Brebes juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana longsor Brebes selama 14 hari, terhitung mulai 22 Februari hingga 7 Maret 2018. Pencarian korban dan evakuasi akan dilakukan hingga masa berakhirnya tanggap darurat.

Data sementara ini, longsor Brebes yang terjadi pada Kamis pagi, 22 Februari 2018 menelan tujuh korban. Enam orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, satu orang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majenang, Cilacap.

Tujuh korban tersebut adalah, Karsini, Pasirpanjang, Casto, Bentarsari, Wati, Pasirpanjang, Radam, Bantarkawung, dan Kiswan, Pasirpanjang, Wartinah, Ciputih, Salem. Adapun korban yang meninggal di RSUD Majenang adalah Carki binti Rasmita.

Tim SAR Gabungan juga masih mencari korban hilang yang diperkirakan masih berjumlah 13 orang, dikurangi satu jenazah yang kini masih diidentifikasi.

Hingga hari ini lima orang juga masih dirawat di Puskemas Salem dan RSUD Banyumas. Niaya pengobatan dan perawatan korban longsor yang dirawat di fasilitas kesehatan menjadi tanggungan pemerintah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya