Redam Isu Teror Ulama, Prajurit TNI di Garut Bergiliran Kumandangkan Azan Subuh

Tak hanya kumandangkan azan Subuh, prajurit TNI juga diinstruksikan untuk turut ronda malam di Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 05 Mar 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 10:30 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Garut - Untuk meredam ketakutan atas beredarnya ancaman penganiayaan kepada ulama di Garut, Jawa Barat, Dandim 0611 Garut, Letkol Infantri Asyraf Azis, menginstruksikan anggota babinsa tiap desa menjadi muazin di wilayah binaannya masing-masing.

"Itu wajib sampai kondisi benar-benar kondusif," ujarnya, selepas acara musyawarah olahraga kabupaten Garut, di Universitas Garut, Minggu, 4 Maret 2018.

Usai merebaknya isu ancaman penganiayaan itu, Asyraf menugaskan seluruh prajurit di tiap desa agar menggiatkan patroli rutin, ronda malam, hingga tugas terakhir menjadi muazin di tiap masjid yang ada di permukiman warga.

"Jangan lupa siangnya, saya tugaskan anjangsana untuk menemui ulama dan masyarakat agar kondusif," ungkap dia.

Dalam praktiknya, para prajurit di tiap Koramil mendapatkan jadwal penugasan secara bergilir, sehingga mereka mendapat jadwal yang merata mengamankan masyarakat. "Satu masuk, satu libur, biar mereka juga mendapatkan tugas yang sama," ucap dia.

Dengan upaya itu, Asyraf yakin ancaman ketidaknyamanan masyarakat saat ini segera ditanggulangi. Apalagi, ia mendapati sebenarnya kondisi di Garut kondusif.

"Hanya pihak tertentu saja seolah-olah Garut ini berbahaya dan tidak mau ke Garut," kata dia.

Tak hanya menugasi para babinsa, ia juga meminta seluruh masyarakar proaktif melaporkan kondisi keamanan terkini di tiap wilayah. "Kalau hanya aparat TNI-Polri tidak bisa. Kami minta media dan masyarakat juga bersatu menangkal isu itu," ucap dia.

Isu ancaman penganiayaan ulama di Kabupaten Garut belum reda walau sejumlah kasus bisa diungkap. Kondisi itu sempat dikeluhkan para ulama saat bertemu dengan Kapolres setempat.

 

 

Antisipasi di Depok

Ilustrasi Masjid (Istimewa)
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Sementara itu, aparat kepolisian Kota Depok terus melakukan langkah-langkah antisipasi dengan meningkatkan pengamanan ulama setempat yang mendapat ancaman dibunuh oleh orang yang tidak dikenal.

"Pasca-ditemukan surat ancaman, kepolisian segera bertindak cepat untuk melakukan langkah lidik guna mengungkap pelaku pengancaman tersebut," kata Kapolres Depok, Kombes Polisi Didik Sugiarto di Depok, dilansir Antara, Minggu, 4 Maret 2018.

Selain itu, Polres Kota Depok dan Polsek Sukmajaya serta Pancorman Mas berkunjung dan bersilaturahmi ke para tokoh agama dan ulama yang namanya tercantum dalam surat ancaman. "Kami juga melakukan pengamanan para ulama," katanya.

Ia mengatakan Polri bersama-sama dengan TNI dan stakeholder lainnya, termasuk media massa, melakukan langkah-langkah untuk menenangkan para tokoh agama yang diancam dibunuh dengan melakukan sejumlah kegiatan preventif. Selain itu, Polri berupaya dengan serius untuk mengungkap pengancam tersebut.

Sebelumnya, beredar surat ancaman pembunuhan kepada sejumlah ulama di sekitar Grand Depok City (GDC) dan Sukmajaya Kota Depok pada Sabtu, 3 Maret 2018. Surat ancaman tersebut berisi nama-nama ulama Depok yang menjadi target pembunuhan.

Surat tersebut ditemukan di kawasan Kalimulya Depok dan Perumahan GDC. Tercatat ada 14 nama ulama yang mendapat ancaman dibunuh tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya