Pagi Berkeringat di Wisata Air Bojongsari Purbalingga

Belum lengkap rasanya jika liburan ke Purbalingga, Jawa Tengah tidak berenang dulu di objek Wisata Air Bojongsari (Owabong).

oleh Galoeh Widura diperbarui 21 Mar 2018, 06:03 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2018, 06:03 WIB
Owabong
Objek wisata Owabong, Purbalingga. Foto: (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Liputan6.com, Purbalingga - Belum lengkap rasanya jika liburan ke Purbalingga, Jawa Tengah tidak berenang dulu di objek Wisata Air Bojongsari (Owabong). Taman air andalan kota kelahiran Soedirman itu menawarkan kesegaran alami yang mengalir dari tiga tuk (mata air) utama.

Mata air khas pegunungan itu terkenal tidak pernah surut meski musim kemarau. Alhasil, pengunjung tidak akan mendapati bau kaporit maupun bahan kimia yang menyebabkan mata iritasi di wahana-wahana Owabong.

Tuk Cikupel, Cidandang, dan Cipawon mengaliri belasan wahana Owabong yang terletak di Desa/Kecamatan Bojongsari, berjarak sekitar 6 km arah utara dari pusat kota. Pengunjung bisa dengan mudah mencapai lokasi menggunakan angkutan umum jurusan Purbalingga – Bobotsari.

Di sana, wisatawan keluarga bisa mengajak bermain anaknya di waterboom, kolam pesta air, ember tumpah, kolam arus, kolam ombak sagara, dan koralia 3 yang baru dibuka akhir tahun lalu. Sedangkan untuk orang tua sendiri bisa menikmati kenyamanan kolam air hangat dan terapi ikan.

Bahkan, khusus untuk perempuan disediakan kolam air hangat yang terpisah dari kolam lainnya. Fasilitas tersebut masih ditambah dengan wahana theatre empat dimensi, flying fox, dan anjungan dirgantara.

Tentu saja, tiket sebesar Rp 20 ribu untuk hari Senin-Jumat, dan Rp 30 ribu untuk Sabtu-Minggu serta hari libur cukup murah untuk melepaskan diri dari segala kepenatan. Tak ketinggalan, Owabong Cottage berfasilitas seperti Bintang 3 disiapkan untuk pengunjung yang berakhir pekan di Purbalingga.

 

Mata Air Bertuah dan Kolam Pribadi Warga Belanda

Owabong
Objek wisata Owabong, Purbalingga. Foto: (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Mata air utama bernama Tuk Cikupel, Cidandang, dan Cipawon  dekat dengan penamaan tempat di Jawa Barat. Penggunaan bahasa Sunda ci yang berarti air nampaknya mengandung muatan mistis tersendiri.

Konon, warga sekitar dulunya tidak hanya menggunakan tuk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tetapi, di malam-malam sakral kerap didapati orang tapa kungkum di mata air tersebut.

Seiring berkembangnya Owabong, Tuk itu pun dirawat dan diperindah. Tidak ada bangunan modern di sekitar tuk, hanya penataan kawasan, dan pengunjung pun diperbolehkan ke mata air tersebut.

Kepala Humas Owabong, Bambang Adi mengungkapkan, Pengunjung dari Jawa Barat kerap mengambil air dengan kemasan botol mineral langsung dari tiga tuk tersebut. Bahkan beberapa pengunjung yang menginap di Owabong Cottage berendam di mata air pada pagi buta.

"Di manapun, air atau mata air itu sendiri adalah sumber kehidupan. Kami menghormati tradisi dan kepercayaan masyarakat," ujarnya.

Dia menyebutkan, Owabong dibangun pertama kali pada tahun 1946 oleh warga Belanda sebagai kolam renang pribadi dengan nama ‘Pemandian Bodjongsari’. Paska Kolonial, kolam renang itu diambil alih oleh pengusaha Tionghoa bernama Kwee Sing dan dibuka sebagai kolam renang umum.

Baru pada tahun 2004, Pemerintah Kabupaten Purbalingga mengambil alih dan membangunnya sebagai obyek wisata air terbesar se-Jawa Tengah. Lahan yang digunakan awalnya sekitar 1 hektar dan terus meluas hingga sekarang mencapai  12 hektare.

 

 

Ulang Tahun Owabong Berhadiah Mobil

Owabong
Objek wisata Owabong, Purbalingga. Foto: (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Owabong memperingati hari ulang tahun ke 13 pada Minggu 18 Maret 2018. Tak tanggung-tanggung satu unit mobil Datsun Go dan tiga sepeda motor Honda Beat dijadikan hadiah utama untuk undian tiket pengunjung.

Saikhatiningsih dari Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang memenangi undian berhadiah mobil. Sementara Kusmiati dari Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas, Aning Prameswati dari Purbalingga Wetan, dan Siti Khujanah dari Kramat, Kabupaten Tegal mendapatkan sepeda motor.

Tiket undian diambil langsung oleh Bupati Purbalingga, Tasdi. Sayangnya, para pemenang tidak berada di sana, hadiah diserahkan secara terpisah setelah para pemenang dihubungi manajemen Owabong.

Setelah itu, grup band Tipe-X mengajak para pengunjung berjoget bersama. Grup beraliran ska yang digawangi Tresno (Vokal), Micky (Bass), Yoss (Gitar), Billy (Gitar), Arie (Drum) dan Anto (Trombone) berhasil memukau ribuan X-Friend yang memadati area sejak pagi.

Lagu Mawar Hitam, Kamu Ngga Sendirian, Pria Tampan, dan Sakit Hati mengajak penggemarnya berjoget bersama. Hentakan kaki diiringi hujan yang mengguyur Purbalingga menyulap tanah lapang sekitar panggung menjadi penuh lumpur.

"Event kelas nasional rencananya diadakan 2 tahun sekali. Kemarin sudah Payung Teduh, ke depan akan kita undang lagi artis ibukota untuk hadir di Owabong," Bambang menambahkan.

Selain itu, sejumlah acara digelar untuk memeringati 13 tahun Owabong. Seperti pembagian 200 paket sembako, rehab dua Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Lomba Burung Kicau Pleci Tingkat Nasional, dan Sebar Hadiah.

"Digelarnya beberapa agenda membuat pengunjung Owabong hari itu mencapai 10.400 orang," ujarnya.

 

Target 1,5 Juta Wisatawan

Owabong
Pengunjung padati objek wisata Owabong, Purbalingga. Foto: (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Pada kesempatan itu, Direktur Owabong Drs Hartono menyebutkan PD Owabong akan membangun tiga destinasi wisata. Masing - masing  Goalawa, Taman Langit (View Slamet), dan MTL Jederal Soedirman.

"Goalawa akan dibangun berkelas nasional, dan Taman langit serta Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman menjadi Taman Gerilya Soedirman kami targetkan berkelas Internasional, 1 April kami mulai berbenah," ujar Hartono.

Bupati Purbalingga, Tasdi saat memberikan sambutan meminta PD Owabong mengambil langkah strategis untuk memajukan pariwisata. Terlebih, berdirinya Bandara Jenderal Besar Soedirman diharapkan berdampak pada majunya sektor pariwisata.

"Tanggal 23 April akan dilakukan ground breaking Bandara Jenderal Besar Soediman. Kami berharap pembangunan itu berpengaruh pada majunya sektor wisata di Kabupaten Purbalingga," kata Tasdi.

PD Owabong pun digadang-gadang akan dijadikan Perusahaan Induk yang mengelola pariwisata di Kabupaten purbalingga. Tasdi juga menargetkan kunjungan Owabong meningkat dari tahun 2017 sebanyak 976 ribu wisatawan menjadi 1,5 juta wisatawan di tahun 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya