Perjuangan Anak dan Ibu Tinggal di Bekas Kandang Ayam

Meski tinggal di bekas kandang ayam, pasangan ibu dan anak itu tetap bersyukur karena tidak dibebani biaya apa pun.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2018, 13:31 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 13:31 WIB
Gugatan peternakan (0)
Ilustrasi ayam peternakan. Pasangan peternak tadi mencoba untuk memasukkan ternak mereka ke dalam kandang di malam hari, agar ayam-ayam itu tidak berkokok. (Sumber a2ua.com)

Liputan6.com, Kuala Pembuang - Nuryana (35), warga Sungai Mitak, Desa Persil Raya, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah terpaksa tinggal di bekas kandang ayam karena tidak punya rumah.

Saat dikunjungi di kediaman di Desa Persil Raya, Minggu, 1 April 2018, ia mengaku sudah kurang lebih tiga tahun tinggal di gubuk bekas kandang ayam milik keluarganya bersama anak perempuannya, Halimah (15), yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMP. 

"Sudah kurang lebih tiga tahun saya tinggal di tempat ini," ucapnya saat ditemui di gubuk bekas kandang ayam berukuran 2x3 meter persegi, dilansir Antara.

Meski ukurannya sangat sempit, di situ menjadi tempat Nuryana memasak dan anaknya belajar mengerjakan PR sekolah. Panci, kompor, baju hingga buku pelajaran menyatu menjadi satu.

Sedangkan untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK), Nuryana beserta anaknya memanfaatkan Sungai Seruyan yang tidak jauh dari tempat mereka tinggal.

Nuryana menceritakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja tidak menentu. Terkadang mengambil upah menanam padi hingga mencarikan sayur untuk orang.

"Penghasilan tidak menentu paling banyak Rp 30 ribu sehari, itu sudah besar," katanya.

Meski demikian, ia mengaku masih merasa beruntung karena tidak dibebankan biaya apa pun untuk bisa tinggal di gubuk tidak layak huni tersebut. Ia hanya perlu membayar biaya penerangan satu buah lampu yang dibayar semampunya.

 

 

Tak Berharap Bantuan Pemerintah

Ini Kisah Nenek Sebatang Kara yang Mengajar Ngaji di Kandang Ayam
Kolong rumah panggung yang merupakan kandang ayam pun dibersihkan setiap jelang belajar mengaji ingin dimulai. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Dengan kondisi serba sulit, Nuryana juga mengaku tidak terlalu berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ia hanya fokus bekerja apa saja untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari serta keperluan sekolah anaknya.

"Saya hanya berusaha, karena setiap hari anak saya juga perlu uang jajan di sekolah," katanya.

Sementara, seorang kerabat Nuryana, Misba mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami Nuryana beserta anaknya.

Ia mengakui, bekas kadang ayam miliknya yang didiami Nuryana tersebut memang tidak layak huni. Namun, kadang ayam itu sudah beberapa kali diperbaiki karena hanya ditopang oleh tiang dari kayu seadanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya