Liputan6.com, Gorontalo - Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo, Faiz mengatakan situs reruntuhan kapal di Kelurahan Leato Selatan, Kota Gorontalo, dianggap memiliki dan memenuhi kriteria usulan sebagai cagar budaya bawah air. Berdasarkan hasil survei, bangkai kapal yang diduga kargo Jepang itu diperkirakan berusia 73 tahun.
"Perkiraan ini berkaitan dengan konteks peristiwa kekalahan Hindia Belanda di Manado oleh serangan militer Jepang, saat perang Pasifik 1942. Kemudian diikuti peristiwa pembakaran kapal di Pelabuhan Gorontalo oleh pasukan Vernielingscorps," tutur Faiz, di Gorontalo, Minggu, 1 April 2018, dilansir Antara.
Ia menguraikan benda, struktur, atau bangunan dapat diusulkan menjadi cagar budaya jika berusia 50 tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun, memiliki arti khusus bagi ilmu pengetahuan, dan nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Advertisement
Baca Juga
Upaya untuk mengungkap identitas dan peristiwa di balik tenggelamnya kapal tersebut, kata dia, harus dilakukan dengan kajian mendalam agar masyarakat dapat memanfaatkan situs tersebut sebagai destinasi wisata minat khusus.
Sebelumnya, BPCB telah menelusuri bangkai kapal yang berada di kedalaman laut 15-30 meter dan dikenal sebagai situs penyelaman Japanese Cargo Wreck itu.
Informasi yang berkembang di masyarakat luas menyebutkan bangkai kapal tersebut adalah kargo Jepang bernama Kyosei Maru atau Kosei Maru, yang tenggelam antara 1957-1958 akibat kebakaran.
Â
Kapal Perang
Namun dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim Pemetaan dan Dokumentasi Potensi Cagar Budaya Bawah Air BPCB, kapal kargo Jepang bernama Kyosei Maru atau Kosei Maru tidak tenggelam di Gorontalo, melainkan tenggelam di wilayah kepulauan Pasifik.
"Ada nama kapal Kyosei Maru, pertama adalah Kyosei Maru yang tenggelam sekitar 1924 merupakan tipe kapal kargo uap dibuat pada tahun 1897 oleh perusahaan dari Sunderland, Inggris yakni Doxford and Sons Ltd," ucapnya.
Kapal Kyosei Maru dilaporkan tenggelam dan kehilangan kontak pada 6 Januari 1924 di sekitar perairan Pasifik. Kedua adalah Kyosei Maru yang tenggelam sekitar 1944 dengan angka tahun pembuatan 1938, merupakan tipe kapal perang yang menggunakan mesin diesel.
Selain Kyosei Maru, dalam catatan sejarah juga menyebut ada kapal bernama Kapal Kosei Maru merupakan kapal Kargo Jepang yang tenggelam pada 1943 akibat serangan torpedo di perairan Pasifik.
"Berdasarkan hasil tersebut, informasi terkait identitas reruntuhan kapal yang terdapat di Leato tersebut bukanlah kapal Kyosei Maru atau Kosei Maru seperti yang diasumsikan oleh masyarakat luas di Gorontalo," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement